Apalagi, lanjut Ajib, jangan sampai pemerintah mengeluarkan regulasi yang kontraproduktif terhadap sentimen ekonomi di lapangan, misalnya seperti opsi menaikkan tarif pajak.
Naiknya daya beli masyarakat di momentum lebaran, bisa menjadi salah satu pendongkrak dan penopang harapan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua sesuai harapan. Pemerintah harus menjaga ritme daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat, sambil secara paralel menekan potensi inflasi. Sebab, ketika terjadi inflasi karena kebijakan pajak yang tidak tepat, maka akan secara langsung mengurangi tingkat kesejahteraan masyarakat.
"Kuartal kedua ini menjadi tolok ukur pencapaian target pertumbuhan ekonomi secara agregat tahun 2021, sebesar 4,5 persen-5,5 persen. Dan, Lebaran atau Idul Fitri ini menjadi bagian momentum yang harus terkelola dengan baik. Idul Fitri, dalam geliat ekonominya, menjadi momentum untuk keluar dari resesi," ujarnya.