EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat pertumbuhan cukup tinggi pada kinerja ekspor pertanian. Sepanjang April 2021, kinerja ekspor tercatat mencapai 340 juta dolar AS atau naik 18,98 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Terjadi kenaikan yang cukup besar pada ekspor pertanian, di antaranya seperti tanaman obat aromatik, rempah-rempah, lada hitam, dan cengkeh," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Kamis (20/5).
Adapun ekspor pertanian pada bulan April berkontribusi sebesar 2,15 persen. Kontribusi terbesar masih disumbang oleh ekspor dari sektor industri sebesar 80,84 persen, ekspor tambang 12,07 persen, serta ekspor migas 4,94 persen.
Kendati kinerja ekspor pertanian naik secara tahunan, BPS mencatat terdapat penurunan kinerja ekspor bila dibandingkan dengan posisi Maret 2021. Mengutip data BPS, angka ekspor pada April mengalami penurunan 14,55 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar 390 juta dolar AS.
Meski begitu, Suhariyanto menilai, penurunan tersebut wajar karena kinerja ekspor pertanian pada Maret cukup signifikan. BPS mencatat, capaian ekspor pertanian pada Maret melonjak 27,06 persen secara bulanan (mtm) juga naik 25,04 persen yoy.
"Bulan lalu sudah naik sehingga sekarang turun," kata Suhariyanto.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri, menambahkan Kementan saat ini memang tengah fokus untuk mendorong ekspor secara besar-besaran dari berbagai subsektor. Termasuk komoditas rempah-rempah yang banyak diproduksi oleh petani.
Ia menjelaskan, salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mendongrak ekspor komoditas rempah adalah dengan memperkuat logistik perbenihan. Penguatan logistik perbenihan dinilai penting dalam mendorong peningkatan produksi komoditas perkebunan.
“Penyediaan benih unggul sangat berperan untuk meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Selain logistik perbenihan, peningkatan ekspor rempah juga difokuskan pada tahapan pasca panen dan pengolahan hasil. Untuk itu, Kuntoro mengatakan, pemerintah menyediakan alokasi anggaran untuk hilirisasi sehingga komoditas bisa memiliki nilai tambah.
“Diharapkan program-program yang dijalankan bisa meningkatkan nilai tambah sehingga komoditas-komoditas kita bisa layak ekspor,” ujarnya.