Jumat 28 May 2021 16:22 WIB

Anak Muda Jadi Kunci Sistem Pangan Indonesia yang Berdaulat

pandemi Covid-19 harusnya menjadi momentum untuk mengubah sistem pangan Indonesia

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Muhammad Akbar
Petani mengangkut benih padi di Kawasan Tasikardi, Kramatwatu, Serang, Banten, Jumat (28/6/2021). Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi memprediksi dampak masa tanam yang berkesinambungan didukung curah hujan yang cukup dapat mendorong produksi beras nasional selama panen raya Januari hingga Mei 2021 hingga mencapai 15,89 juta ton atau mengalami surplus sebesar 3,66 juta ton.
Foto:

Sementara itu pada sesi diskusi muncul berbagai gagasan menarik dari para peserta yang sangat khas anak muda. Antara lain tentang gastrodiplomasi, mempolulerkan pangan lokal yang terintegrasi ke pasar.

Ada juga gagasan tentang desentralisasi produksi pangan tidak terpusat (bukan model food estate, dll) dan memperkuat pangan lokal, keanekaragaman pangan sesuai tradisi setiap wilayah dan dapat dibangun dalam dalam skup provinsi.

Selian itu juga muncul gagasan pentingnya realisiasi reforma agraria dan pembatasan impor, penciptaan pasar inklusif dengan memperkuat UMKM pangan dan BUMDES sebagai market chanel serta gagasan tentang perlunya keterlibatan para pegiat media social alias buzzer untuk mempromosikan pangan lokal nusantara.

Atas hasil diskusi ini, penyelenggara menyampaikan akan merumuskan dan menjadi dokumen usulan dari para anak muda yang terlibat dalam kegiatan ini. Selanjutanya dokumen tersebut akan disampaikan kepada Bappenas yang mewakili Indonesia sebagai national convenor dan ke UNFFS secreratiat.

“Inilah suara anak-anak muda yang akan kami sampaikan ke pemerintah dan UN. Dengan demikian kami berharap suara anak anak muda yang selama ini tidak pernah didengar dapat diperhatikan dan mereka menjadi actor utama untuk mewujudkan sistem pangan yang adil, resilien dan berdaulat” jelas Said.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement