EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)menargetkan porsi pemanfaatan gas dalam bauran energi nasional dapat meningkat dari posisi saat ini sebesar 19 persen menjadi 22 persen pada 2025. "Kita memerlukan banyak produksi migas dalam negeri, kita masih memerlukan bauran energi terutama gas karena gas masih kategori energi yang bersih," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di Jakarta, Selasa (8/6).
Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pencapaian target tersebut adalah penurunan produksi gas yang disebabkan oleh lapangan gas sudah tua, tidak ada temuan cadangan besar baru, dan minimnya eksplorasi yang berdampak pada temuan cadangan.
Dalam upaya memaksimalkan lifting gas alam untuk mendukung program bauran energi, pemerintah telah mencanangkan visi bersama meningkatkan produksi gas alam hingga 12.000 MMSCFD pada 2030 melalui sejumlah strategi, di antaranya meningkatkan produksi eksisting, mempercepat reserves menjadi produksi, hingga eksplorasi cekungan untuk menemukan sumber gas.Berdasarkan data Kementerian ESDM, cadangan gas bumi mencapai 62,4 triliun kaki kubikdengan cadangan terbukti 43,6 triliun kaki kubik.
"Inilah yang harus kami upayakan untuk dilakukan optimalisasi karena gas masuk dalam sektor energi bersih yang diperlukan industri-industri," kata Arifin.Berdasarkan data Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan World Energy Outlook, gas alam menghasilkan 490 gram karbondioksida per kilowatt hour (kWh).
Angka emisi itu lebih rendah daripada co-firing biomassa yang mencapai 740 gram karbondioksida dan energi batu bara sebanyak 820 gram karbondioksida per kWh.Lebih lanjut, Arifin menyampaikan bahwa gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan ketahanan energi di Indonesia.
Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan cadangan, produksi migas, dan optimalisasi pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik yang saat ini tercatat sebesar 63,9 persen.