Ahad 04 Jul 2021 15:43 WIB

SYL ke Penyuluh: Nilai Tukar Petani Harus Naik ke Level 105

Mentan SYL menyebut Nilai Tukar Petani salah satu indikator kesejahteraan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kementerian Pertanian RI berbicara dengan penyuluh pertanian. Syahrul Yasin Limpo meningkatkan angka NTP membutuhkan peran penyuluh yang mahir dalam membina petani secara teknis. Karena itu, pihaknya secara khusus meminta Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) untuk mempersiapkan pelatihan bagi penyuluh dengan lebih luas.
Foto:

Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal pekan ini kembali mencatat kenaikan nilai tukar petani sepanjang Juni 2021 sebesar 0,19 persen menjadi 103,59 poin. Kenaikan tersebut dicapai setelah pada Mei lalu NTP mencapai 103,39 poin atau naik dari bulan sebelumnya yang hana 102,93 poin.

Kepala BPS, Margo Yuwono, menjelaskan, kenaikan NTP tentunya disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani lebih tinggi daripada indeks harga yang dibayarkan petani.

"Indeks harga yang diterima petani naik 0,01 persen sedangkan indeks yang dibayar turun 0,18 persen," kata Kepala BPS, Margo Yuwono.

Dilihat berdasarkan subsektor, petani tanaman pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,43 persen  Kenaikan NTP juga dialami oleh tanaman perkebunan yakni 0,71 persen serta peternakan yang naik 0,33 persen. Adapun penurunan terjadi di hortikultura dan perikanan masing-masing 2,41 persen dan 0,37 persen.

 

Lebih lanjut, dari sisi Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) justru mengalami penurunan 0,16 persen dari 104,04 poin menjadi 103,88 poin. Penurunan NTUP terjadi di subsektor hortikultura 2,62 persen, peternakan 0,01 persen, serta perikanan 0,57 persen. Kenaikan NTUP dialami leh tanaman pangan yakni 0,05 persen dan hortikultura 2,62 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement