EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung upaya Biofarma meningkatkan produksi vaksin per hari di tengah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini. Melalui produksi dosis vaksin Covid-19 yang rata-rata setiap bulannya mencapai 12 juta dosis dan saat ini mencapai lebih 20 juta dosis per bulan, Biofarma didorong menaikkan produksi hingga dua kali lipat.
Seperti diketahui, jumlah kematian akibat Covid-19 terus meningkat setiap harinya dan mencapai angka kematian 1.040 pada 7 Juli. Sehingga percepatan vaksinasi dinilai jadi kunci menyelamatkan banyak nyawa.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Erick Thohir saat meninjau Biofarma di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/7). Ia ingin memastikan kelancaran proses akhir beberapa vaksin Covid-19, baik berupa bahan baku (bulk) dan vaksin jadi, yang telah didatangkan dari sejumlah negara.
Sampai 1 Juli lalu, Indonesia sudah 19 kali kedatangan vaksin. Baik yang didatangkan langsung dari negara produsen ataubmelalui jalur multilateral COVAX Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI).
"Dari data terakhir, kita sudah menerima 105,5 juta bahan baku vaksin atau setara dengan 85 juta dosis vaksin jadi dan 14,2 juta vaksin yang langsung jadi. Dari jumlah tersebut, saya mengecek ke Biofarma, berapa yang sudah distribusikan ke seluruh Indonesia dan ditengah situasi pandemi yang meningkat ini, saya support agar produksinya ditingkatkan semaksimal mungkin agar penyebaran vaksin lebih cepat, terutama untuk provinsi yang berstatus zona merah," tutur Erick.
Peningkatan produksi itu menurutnya, akan mempercepat proses setelah vaksin bentuk bulk tiba di Tanah Air. Berdasarkan data yang terpampang pada dashboard distribusi Biofarma hari ini, dari target pengiriman 73.730.600 dosis, yang sudah terkirim mencapai 62.538.900 dosis ke seluruh Indonesia melalui 883 delivery order (DO).