Menurut Maino, dengan subsidi ongkos angkut tersebut, sangat meringankan beban peternak. Sekalipun terjadi kenaikan harga, hanya sekitar Rp 50 lantaran adanya susut volume jagung. Ia menegaskan, bantuan itu dikhususnya untuk peternak mandiri skala kecil sementara peternak yang bermitra dengan perusahaan terintegrasi tidak mendapatkan bantuan.
Ia menambahkan, meski harga jagung saat ini mengalami kenaikan di sebagian daerah, pasokan jagung tetap tersedia. Para pedagang tetap melakukan penawaran ke berbagai koperasi peternak. Hanya saja, harga penawaran jagung, khususnya di daerah sentra peternakan sudah tinggi.
"Memang tren harga sekarang sedang bergerak naik lagi, kami belum tahu apakah ini dampak dari PPKM atau yang lain, karena akibat pengetatan ini biaya ongkos bertambah. Itu berpengaruh," ujar dia.
Salah satu peningkatan biaya ongkos yang luput dari perhatian seperti biaya tes Covid-19 para pengemudi yang membuat adanya tambahan komponen biaya. "Itu sedikit banyak ada pengaruhnya kesana, tapi yang jelas pasokan jagung itu ada hanya memang harga penawarannya tinggi," kata dia.