EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk membukukan kinerja positif pada semester I 2021. Emiten dengan kode saham BNLI ini mampu menjaga momentum peningkatan kinerja yang solid meski di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlanjut dan membayangi pemulihan perekonomian domestik dan global.
"Pencapaian ini merupakan hasil dari penerapan strategi usaha berkesinambungan secara pruden dan konsisten yang tercermin dari pertumbuhan aset, pendapatan operasional dan laba bersih yang solid," kata Direktur Utama PermataBank, Chalit Tayjasanant, Jumat (30/7).
Per 30 Juni 2021, total aset Bank bertumbuh sebesar 34,8 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp212,9 triliun. Hal ini membuat PermataBank sebagai salah satu 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total aset.
Sejalan dengan pertumbuhan aset, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp4,9 triliun atau tumbuh sebesar 19,4 persen yoy. Laba bersih Bank pun meningkat signifikan sebesar 74,3 persen dari Rp366 miliar pada semester I 2021 menjadi sebesar Rp639 miliar.
Penyaluran kredit tumbuh 16,6 persen yoy menjadi sebesar Rp120,8 triliun, didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen Wholesale Banking sebesar 39,8 persen yoy yang juga dikontribusikan dari penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia pada Desember 2020.
Selain itu, pertumbuhan kredit Bank juga didukung oleh pertumbuhan KPR yang cukup signifikan yaitu sebesar 21,7 persen yoy di segmen ritel. Sementara
rasio NPL gross dan NPL net di bulan Juni 2021 tercatat di level 3,3 persen dan 1,2 persen, lebih baik dibandingkan dengan posisi Juni 2020 yang masing-masing sebesar 3,7 persen dan 1,8 persen.
Bank mengalokasikan biaya pencadangan kerugian penurunan nilai untuk mengantisipasi potensi kerugian akibat penurunan kualitas aset sebesar Rp1,5 triliun atau meningkat 41 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian rasio NPL coverage tetap terjaga di kisaran yang cukup konservatif yaitu 218 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 112 persen.
"Hal ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang selalu diterapkan oleh Bank dalam mengelola risiko kredit," kata Chalit.
Posisi likuiditas Bank terjaga kuat yang tercermin pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 75 persen pada akhir Juni 2021, turun dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar 81 persen. Hal ini dikontribusikan antara lain oleh peningkatan simpanan nasabah yang tumbuh sebesar 25,0 persen YoY dengan rasio CASA sebesar 52 persen, menguat dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51 persen.
Bank akan terus fokus untuk mempercepat laju pertumbuhan kredit yang sehat, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga secara sustainable dan efisien. "Solusi perbankan digital menjadi kunci sukses Bank dalam mengembangkan skala bisnis, dengan mengedepankan pengalaman bertransaksi nasabah secara sederhana, cepat dan andal," terang Chalit.
PermataBank terus berinvestasi dalam teknologi digital. Selama tengah tahun pertama 2021 jumlah total transaksi Bank meningkat 200 persen yoy menjadi 937 juta. Sebagian besar peningkatan berasal dari penyerapan yang signifikan di semua kanal digital hingga 351 persen yoy menjadi 766 juta.
Peningkatan transaksi digital ini mencerminkan kemitraan yang kuat dan efektif dengan pihak ketiga serta dengan banyak pemain utama dalam ekosistem Bank dan ekonomi digital pada umumnya. Untuk memperluas jaringan distribusi, baru-baru ini PermataBank bekerja sama dengan Indomaret menyediakan akses tarik tunai gratis bagi nasabah Bank di lebih dari 18.700 lokasi Indomaret di seluruh Indonesia.
PermataBank akan terus berinvestasi dalam kapabilitas digital yang terdepan di pasar - PermataAPI, PermataMobile X, PermataNet, Permata-eBusiness, PermataQR, di bidang Ritel, UKM, Wholesale dan Syariah – untuk memenuhi brand promise PermataBank yakni simple, fast and reliable.