Dari hasil penelitian yang dilakukan di berbagai lokasi untuk komoditas jagung, bawang merah, bayam, pepaya dan pisang, dengan pemberian pembenah tanah, produksi dan produktivitas tanaman yang dihasilkan jauh lebih tinggi. Penelitian ini memperhatikan terlebih dahulu kondisi fisik tanah. Jika tanah miskin, maka diperkaya lebih dulu dan jika sakit, maka disehatkan terlebih dulu baru ditambahkan pembenah tanah. Pemberian pembenah tanah diharapkan bukan hanya saat pengolahan lahan namun dapat dilakukan selama proses budidaya.
Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid sepakat dengan pernyataan Endang bahwa permasalahan lahan pertanian saat ini adalah tingkat kesuburan tanah rendah akibat penggunaan bahan kimia dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengembalikan kesehatan tanah, perlu dilakukan pengapuran, pemberian pupuk kandang, pemberian mikroorganisme yang bermanfaat, dan pemberian pembenah tanah.
Abdul melanjutkan, untuk mendapatkan kondisi lahan yang ideal dalam budidaya sayur, maka lahan harus diolah secara optimal, termasuk dengan pemberian humic acid sebagai pembenah tanah. Humic acid memiliki beberapa keunggulan, antara lain mampu mengikat air, mempunyai kapasitas tukar kation, memasok energi yang dibutuhkan, mengatur hormon pertumbuhan, dan mampu mengikat polutan dalam tanah.
“Penggunaan PTOC dalam berbudidaya dapat menghemat pengeluaran petani dan memberikan hasil produk lebih baik. Dapat dilihat di beberapa lokasi yang telah menggunakan humic acid sebagai pembenah tanah,” ujar Abdul.