Lebih dari 600 orang peserta dari 125 Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia telah mendaftarkan diri, dan sebanyak 137 orang peserta telah terpilih sebagai angkatan pertama eFishery Academy. Selain mendapatkan sertifikat dan uang saku, peserta juga mendapatkan kredit (SKS) yang dapat digunakan untuk melengkapi SKS perkuliahan.
“Sepertiga dari anak muda Indonesia ingin menjadi entrepreneurs. Melalui eFishery Academy, kami ingin menciptakan lebih banyak lagi aqua-preneurs dan demikian membuka peluang kerja, khususnya di area rural,” ucapnya.
Chrisna juga memaparkan eFishery Academy membuka peluang penciptaan lapangan kerja yang masif. Sebab industri akuakultur makin berkembang pesat daripada sektor makanan berbasis hewani lainnya di seluruh dunia.
“Laju tangkapan ikan laut cenderung stagnan, pertumbuhannya hanya tiga persen, dibandingkan dengan akuakultur yang tumbuh 21 persen selama enam tahun terakhir. Prospek industri ini semakin cerah karena potensinya sangat besar,” ucapnya.
Menurutnya eFishery Academy juga memiliki tujuan jangka panjang, yaitu meningkatkan adopsi teknologi bagi pembudidaya ikan, menciptakan lapangan pekerjaan, mendukung ketahanan pangan dan memperbaiki gizi di Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan.