EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, sejumlah indikator perekonomian nasional saat ini telah menunjukkan ke arah yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2021 yang berada di posisi minus 0,7 persen menjadi 7,07 persen di kuartal kedua 2021.
Selain itu, kata dia, angka inflasi juga relatif terkendali di angka 1,5 persen. Jika dibandingkan dengan sejumlah negara lain, inflasi di Indonesia relatif lebih terjaga. Hal ini disampaikan Jokowi dalam pertemuan tertutup dengan para pimpinan partai politik koalisi di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (25/8) lalu.
"Alhamdulillah di kuartal pertama 2021 dari minus 0,7 (persen), di kuartal kedua kita bisa sudah meloncat ke 7,07 (persen)," kata Jokowi dikutip dari video yang baru diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Sabtu (28/8).
Ia melanjutkan, sejumlah indikator ekonomi lainnya pun juga menunjukan perbaikan yakni ekspor yang pada kuartal kedua naik sebesar 31,8 persen. Angka tersebut utamanya didorong oleh sektor pertanian yang mengalami kenaikan cukup signifikan. "Saya kira ini membuat kita optimistis," kata Jokowi.
Konsumsi masyarakat selama kuartal kedua juga berada di angka 5,9 persen. Sementara itu, investasi tumbuh di angka 7,5 persen. Perbaikan sejumlah indikator perekonomian tersebut dibarengi juga dengan naiknya Indeks Kepercayaan Pemerintah yang kini berada di angka 115,6 dibandingkan sebelumnya yang berada di angka 97,6.
Jokowi menilai kondisi ini menunjukkan adanya optimisme masyarakat di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Ia pun menekankan, pemerintah terus berupaya mengendalikan pandemi Covid-19 melalui keseimbangan gas dan rem antara penanganan kesehatan dan ekonomi.
"Ini juga kepercayaan konsumen, kepercayaan publik, kepercayaan masyarakat kelihatan dari indeks-indeks seperti ini yang angkanya selalu kita peroleh apabila surveinya selesai. Artinya ada optimisme, arahnya positif,” jelas dia.
Meskipun begitu, Jokowi menekankan agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian mengingat pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir dan sulit diprediksi. “Tetapi juga kita tetap harus berada pada posisi kehati-hatian, kewaspadaan karena memang sekali lagi sulit dihitung dan sulit dikalkulasi,” lanjut Jokowi.