Pengendalian hama hayati ini, kata Retno, di antaranya dapat memaksimalkan serangan musuh alami secara alamiah menjadi mangsa dari hama. Hal tersebut merupakan salah satu simbiosis mutualisme bagi tanaman.
“Alam ini sebenarnya luar biasa, terdapat keseimbangan didalamnya. Hanya bagaimana kita memanfaatkan potensi keseimbangan alam untuk teknologi pertanian,” terang Retno.
Keunggulan pengendalian hayati yang dapat digarisbawahi yaitu tingkat keberhasilan pengendalian hama yang tinggi dengan biaya yang rendah dalam periode waktu yang sama. Agens pengendalian hayati aktif mencari mangsa tumbuh dan berkembang mengikuti dinamika populasi mangsanya sehingga terjadi keseimbangan ekosistem.
Pengendalian hayati tidak berpengaruh negatif terhadap manusia dan lingkungan. Beberapa tipe agen pengendali hayati dapat digunakan sebagai insektisida hayati serta spesies hama tidak mampu berkembang menjadi resisten terhadap agen pengendali hayati.
Seperti yang ada pada legacy Ditjen Hortikultura, kampung hortikultura merupakan satuan kampung yang terintegrasi dan terfokus dalam satu desa. Bantuan pemerintah disentralisasikan, seperti benih, pupuk bahan pengendali OPT serta sarana dan prasarana.
“Hal ini sesuai dengan Arah kebijakan pembangunan pertanian yaitu pertanian yang maju, mandiri dan modern. Harus bertindak cerdas, tepat dan cepat dalam mencapai kinerja yang lebih baik dan maju, mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki serta memanfaatkan teknologi dan digitalisasi,” tambah Retno.