Senin 06 Sep 2021 08:23 WIB

Kementan Edukasi Petani Minimalkan Penggunaan Pestisida

Kementan Dorong pengendalian OPT Hortikultura dengan minimalkan pestisida

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ditjen Hortikultura melakukan edukasi pada masyarakat dan petani terkait tata kelola budidaya yang baik, salah satunya adalah bagaimana cara pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang ramah lingkungan.
Foto:

Dari hasil sementara kajian yang dilakukan oleh Departemen HPT Fakultas Pertanian UGM, Suputa mengatakan bahwa dengan menyemprotkan insektisida kimia di lahan 200 hektare, pohon mangga yang paling banyak terbunuh adalah golongan hama dengan sekitar 55 persen. 

“Golongan polinator sekitar 15 persen, musuh alami sebesar 24 persen dan serangga lainnya berkisar 6 persen,” papar Suputa, Dosen Faperta UGM.

Beberapa permasalahan yang ada seperti pengendalian alami lebih mendominasi daripada pengendalian kimia. Suputa menyebutkan, pengambilan keputusan oleh petani terkadang dilakukan tanpa memperhitungkan keberadaan dari musuh alami hama, evaluasi berkala terkadang tidak dilakukan, serta belum ada toko yang menjual parasitoid.

“Saya menjalankan produksi kumbang kripto dengan mendapatkan beberapa manfaat seperti memakan predator hama kutu putih pada tanaman serta menciptakan hasil tanaman pangan yang sehat,” ujar penggiat pertanian ramah lingkungan dan produsen kumbang kripto, Ahmad Sofyan.

Kepala BPTPH Jawa Tengah Herawati mengatakan, sudah banyak kegiatan yang dilakukan di lingkungannya terkait penggunaan agens hayati.“Antara lain penguatan kelembagaan perlindungan, gerakan pengendalian secara ramah lingkungan, fasilitasi pembuatan bahan pengendali ramah lingkungan, serta penanganan dampak perubahan lingkungan (DPI),” terangnya.

Penggunaan refugia memiliki beberapa keuntungan seperti pestisida berkurang drastis, banyak ditemukannya parasitoid, petani kini semakin pintar untuk membuat sendiri rumah (PGPR, PESNAB, STMA, POC), ekosistem lahan yang semakin baik, serta biaya produksi petani dapat semakin ditekan.

“Tanaman refugia dipilih karena diharapkan bisa menyehatkan para petani, tanaman, lahan dan konsumen yang ikut mengonsumsi tanaman ikut sehat serta bermanfaat untuk ke depannya,” ungkap Petani Hortikultura Milenial, Shofyan Adi. 

Shofyan menyebutkan banyak keuntungan dari penggunaan refugia yang antara lain mudah untuk didapatkan, murah, mudah dibudidayakan dan mudah berkembang biak.

 

Pengendalian OPT secara ramah lingkungan harus terus dilakukan, sebab ini merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan untuk meningkatkan daya saing terutama pada sektor pertanian di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement