EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah berupaya mengembangkan infrastruktur dan memanfaatkan teknologi untuk mendukung peningkatan ekspor di Indonesia. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kinerja ekspor akan terdorong seiring ketersediaan infrastruktur dan teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi.
"Pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi sebagai salah satu instrumen penting," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (17/9).
Menurutnya infrastruktur dan teknologi juga akan memberikan nilai tambah produk ekspor komoditas, meningkatkan daya saing produk nonkomoditas serta memperkuat industri nasional.
"Peningkatan daya saing produk nonkomoditas akan mendorong munculnya komoditas ekspor unggul yang baru," ucapnya.
Tak hanya itu, lanjut Febrio, pemerintah akan mendorong perbaikan akses pasar untuk mendukung ekspor nasional dengan memetakan pasar internasional terutama di negara-negara nontradisional sebagai pasar ekspor yang prospektif.
"Ini akan terus dioptimalkan guna mengisi potensi ceruk pasar yang ada," ucapnya.
Menurutnya kerja sama internasional baik secara bilateral dan multilateral akan dimanfaatkan untuk mendukung perdagangan internasional baik barang maupun jasa. “Pemerintah turut menopang dan mendorong pemulihan serta penguatan ekspor sektor jasa di antaranya melalui kelanjutan strategi pengembangan dan promosi daerah wisata Indonesia,” ucapnya.
Dari sisi pembiayaan, pemerintah mendukung pembiayaan ekspor dengan skema khusus seperti penugasan khusus ekspor (PKE) melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berupa kredit modal kerja dan buyers credit. Kemudian, kredit usaha rakyat berorientasi ekspor (KURBE) dalam bentuk pembiayaan berupa kredit modal kerja dan pinjaman operasional usaha bagi industri kecil menengah (IKM) berorientasi ekspor. Hal ini perlu ditingkatkan dengan menciptakan nilai tambah bagi produk UKM dan mengoneksikannya dengan rantai produksi global.
“Pemerintah berupaya mendorong daya saing industri dalam negeri di antaranya dengan pendalaman struktur industri, kemandirian bahan baku dan produksi, serta dukungan melalui regulasi dan optimalisasi program TKDN,” ungkapnya.
Tercatat pada Agustus 2021, total ekspor Agustus sebesar 21,42 miliar dolar AS atau naik 20,95 persen (mtm) dan 64,1 persen (yoy) yang merupakan capaian tertinggi sejak 2000. Adapun secara kumulatif, total ekspor sepanjang tahun berjalan sebesar 142,01 miliar dolar AS atau meningkat 37,77 persen (ytd) dengan didominasi CPO dan bahan bakar mineral.