Senin 11 Oct 2021 19:29 WIB

Sistem Keuangan Kolaps, Warga Afghanistan Melirik Kripto

Kripto menjadi penyelamat ketika bank di Afghanistan tutup.

Red: Dwi Murdaningsih
 Sejumlah mata uang kripto di dunia, Bitcoin (bawah kanan), Ethereum (tengah), Ripple (kanan), dan Cardano (kiri).
Foto:

 

Awalnya, dia hanya mencari keuntungan cepat dari jual-beli, lalu mulai jadi pengikut pengguna kripto lain dan berinvestasi di koin-koin baru seperti Matic, XRP and xHunter."Ini pilihan yang bagus bagi saya, dan bagi orang lain seperti saya," kata Hotak, yang kerap mengunggah vlog tentang kripto di Instagram.

"Saya ingin membuka kursus kripto bagi warga Afghanistan untuk membuat mereka memahaminya dengan lebih baik sehingga bisa membantu mereka. Sekarang saya akan berbicara soal kripto di setiap provinsi yang saya kunjungi," kata dia.

Meski pembicaraan tentang uang kripto merujuk pada beragam keuntungan seperti nilai lindung terhadap ketidakpastian politik dan mengirim uang tanpa biaya tambahan, banyak negara masih mengkhawatirkan keamanannya. China pada September melarang semua aktivitas yang berkaitan dengan mata uang kripto.

Para peneliti di Universitas Teknologi Sydney, Australia, menemukan bahwa hampir separuh transaksi bitcoin pada 2009-2017 terkait dengan jual-beli barang dan jasa ilegal. Sekitar sepertiga penggunanya terlibat dalam aktivitas semacam itu.

Namun, sebuah laporan dari perusahaan riset Chainanalysis menunjukkan bahwa porsi kejahatan dari semua aktivitas kripto tahun lalu turun 0,34 persen dari 2,1 persen pada 2019. Bagi Mahboob dan murid-muridnya, juga pengguna lain yang kebanyakan pria muda di Afghanistan, mata uang kripto telah menjadi penyelamat, terlepas dari segala risikonya.

"Sekarang saya berpikir -kenapa kita tidak mengajarkan kripto secara lebih agresif, sehingga lebih banyak orang Afghanistan punya dompet kripto dan mampu mengakses uang mereka," kata Mahboob, yang dinobatkan oleh majalah Time sebagai satu dari 100 tokoh berpengaruh pada 2013.

 

"Pelaku perdagangan manusia dan penculik selalu punya cara untuk menyiasati sistem, namun kekuatan kripto lebih besar. Terutama bagi kaum wanita dan mereka yang tak punya rekening bank, kripto sangat menguntungkan dan memberdayakan," kata dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement