EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat pertumbuhan konsumsi listrik yang mulai merangkak naik. Hingga September, konsumsi listrik tumbuh 4,42 persen.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menjelaskan, hingga kuartal III tahun ini konsumsi listrik tercatat 187,78 TWh. Jika dibandingkan September tahun lalu, pertumbuhan konsumsi listrik naik 3,87 persen.
"Ini menunjukkan perbaikan konsumsi. Terutama di sektor industri itu tumbuh sampai 10,63 persen atau 58 TWh. Ini kontribusinya besar sampai 30,91 persen pada pertumbuhan konsumsi secara nasional," ujar Bob kepada Republika, Selasa (12/10).
Bob juga menjelaskan, pertumbuhan di sektor industri ditopang dari sektor besi dan baja yang mencapai 20,8 persen. Sedangkan otomotif tumbuh 20,2 persen. Untuk tekstil tumbuh 7,6 persen.
"Sehingga kita melihat sudah adanya hilirisasi dari sektor pengolahan komoditas mineral, adanya insentif di sektor otomotif, dan tentu saja adanya substitusi impor (pemakaian produk dalam negeri dan ekspor menggantikan ekspor dari negara lain)," ujar Bob.
Sedangkan di sektor bisnis, memang belum ada pertumbuhan yang melesat. Sebab, dari sektor ini hanya mal yang sudah mulai aktivitas dan konsumsinya juga masih belum naik signifikan.
"Terutama di sektor bisnis ini kan perkantoran dan gedung bisnis lainnya memang belum banyak menunjukan yang signifikan," ujar Bob.
Bob menargetkan pada tahun ini konsumsi listrik bisa mencapai 249 TWh. "Kami berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan sales," ujar Bob.
Caranya, kata dia melalui kampanye electrifying lifestyle. Misalnya seperti kompor induksi, dan juga penggunaan alat rumah tangga. Selain itu, PLN juga sedang masif masuk ke program electrifying agriculture untuk bisa mendongkrak konsumsi listrik.
"Kami mulai masuk seperti misalnya pengalihan dari pompa diesel di sektor pertanian menjadi pompa listrik. Kita juga masuk ke program electrifying marines seperti budi daya tambak dan juga kapal sandar," ujar Bob.