EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (12/10) sore ditutup melemah, seiring ekspektasi pelaku pasar terkait pengurangan stimulus oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed). Rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.218 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.208 per dolar AS.
"Melonjaknya harga energi dan dampak inflasinya membuat The Fed kemungkinan akan memulai pengurangan aset seperti yang direncanakan pada November 2021 dan menaikkan suku bunga pada 2022, meskipun laporan pekerjaan AS pada Jumat lalu mengecewakan," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.
Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan data penggajian nonpertanian atau Non Farm Payrolls (NFP) naik sebanyak 194.000 pekerjaan pada periode September. Jumlah ini jauh di bawah estimasi sebanyak 500.000 pekerjaan.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Senin (11/10) kemarin mencapai 620 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,23 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 65 kasus sehingga totalnya mencapai 142.716 kasus.
Sementara itu jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.444 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,06 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 22.541 kasus. Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 100,32 juta orang dan vaksin dosis kedua 57,61 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.215 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.208 per dolar AS hingga Rp 14.224 per dolar AS.Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa menguat ke posisi Rp 14.210 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 14.225 per dolar AS.