Disampaikan sebelumnya oleh Menperin, pembangunan industri semikonduktor di dalam negeri perlu diprioritaskan. Pasalnya, selama ini chip untuk memenuhi berbagai kebutuhan produksi seperti otomotif, barang elektronik, dan perangkat telekomunikasi masih bergantung pada impor.
Adanya perang dagang Amerika Serikat dan China hingga terjadinya pandemi Covid-19 berdampak terhadap kondisi pasokan chip. Tantangan ini juga memberikan peluang baru bagi investor agar mengembangkan industri itu di Indonesia.
“Tentunya kami juga berharap Toolcraft AG yang memiliki jaringan internasional bisa menarik klien mereka untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi komponen dari luar Jerman. Khususnya bagi pasar Asia,” kata Agus.
Ia menambahkan, Toolcraft AG menilai Indonesia punya potensi besar dengan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan, sehingga perusahaan tersebut terbuka mengembangkan kerja sama dengan berbagai mitra industri di Indonesia. “Perusahaan tersebut menyampaikan komitmen untuk mendukung perkembangan industri 4.0 di Indonesia. Kerja sama dengan YPTI diharapkan dapat menjadi milestone bagi kemitraan dengan berbagai industri manufaktur di Indonesia,” jelasnya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transporatasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier yang mendampingi Menperin pada kesempatan itu menyampaikan, teknologi Toolcraft AG telah diimplementasikan di Indonesia dan sangat berguna bagi perkembangan industri manufaktur dan fabrikasi. Teknologi 3-D printing dan moulding tidak hanya dioptimalkan di sektor otomotif dan penerbangan, namun juga oleh sektor kesehatan dan alat kesehatan.
“Melalui teknologi tersebut, industri di Indonesia dapat menghasilkan produk yang lebih kompleks. Hal ini juga membuka peluang bagi Toolcraft AG untuk mengembangkan kerjasama dengan industri strategis di Indonesia,” tutur Taufiek.