Selasa 30 Nov 2021 10:41 WIB

Akibat Pandemi, Inflasi Meningkat di Sejumlah Negara

Kenaikan harga dipicu biaya energi yang tinggi dan gangguan rantai pasokan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Warga AS berbelanja di sebuah supermarket di Miami Utara, Florida, Amerika Serikat.
Foto:

Meski memberikan sedikit kelegaan, pemilihan umum Hungaria yang akan datang, yakni partai pemerintahan sayap kanan menghadapi tantangan paling serius sejak terpilih pada 2010, kemungkinan menjadi salah satu faktornya, kata Balassi.

“Ini jelas merupakan keputusan politik yang memiliki kerugian ekonomi yang sangat besar, tetapi mungkin itu membuat rumah tangga bahagia,” katanya.

Sifat politik dari beberapa keputusan ekonomi tidak terbatas di Hongaria. Pemerintah Polandia menjanjikan pemotongan pajak untuk bensin dan listrik serta subsidi untuk rumah tangga yang paling terpukul.

Bank sentral Polandia, juga menghadapi pelemahan mata uang, telah dituduh oleh para kritikus membiarkan inflasi naik terlalu tinggi terlalu lama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan dukungan bagi partai yang berkuasa. Bank mengejutkan pasar dengan waktu dan ukuran dua kenaikan suku bunga pada bulan Oktober dan November dalam upaya untuk mengurangi harga, sementara bank sentral Hongaria telah menaikkan suku bunga dalam peningkatan yang lebih kecil enam kali tahun ini.

Hanya saja, jika bank sentral bergerak terlalu agresif terlalu cepat untuk mengendalikan inflasi, itu bisa memperpendek pemulihan ekonomi, kata Carmen Reinhart, kepala ekonom di Bank Dunia. Dia khawatir tentang harga pangan yang lebih tinggi yang terutama merugikan orang miskin di negara berkembang, di mana bagian yang tidak proporsional dari anggaran keluarga digunakan untuk menjaga makanan di atas meja.

“Harga pangan adalah barometer untuk kerusuhan sosial,” kata Reinhart, mencatat bahwa pemberontakan Musim Semi Arab yang dimulai pada tahun 2010 sebagian disebabkan oleh harga pangan yang lebih tinggi. Lalu Anna Andrzejczak, 41, masih anak-anak ketika Komunisme berakhir di Polandia pada tahun 1989 dan hanya memiliki ingatan samar tentang hiperinflasi dan kekacauan ekonomi lainnya yang datang dengan transisi ke ekonomi pasar.

 

Tapi dia merasa harga naik "setiap kali saya mengisi tangki saya, dengan biaya bahan bakar meningkat sekitar 35 persen pada tahun lalu. Kami memiliki periode stabilitas dalam beberapa tahun terakhir, jadi inflasi ini sekarang merupakan kejutan besar. Kami tidak mengalami kenaikan harga seperti saat itu, tetapi saya pikir ini akan menyebabkan tekanan besar," jelasnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement