Rabu 15 Dec 2021 17:37 WIB

Kenaikan Impor Jadi Sinyal Positif Ekonomi Domestik

Tren kenaikan impor juga diproyeksi akan bertahan hingga awal tahun 2022.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Calon penumpang mengamati suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/11). Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, mengatakan, nilai impor yang tembus 19,33 miliar dolar AS pada bulan lalu menjadi indikasi baik.
Foto:

"Total impor maupun impor non migas menunjukkan peningkatan dari dua tahun sebelumnya," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu.

Kendati impor meningkat, bukan berarti terdapat sinyal negatif terhadap perekonomian dalam negeri. Dilihat berdasarkan penggunaan barang, BPS mencatat impor barang konsumsi mencapai 2 miliar dolar AS, naik 25,89 persen mtm dan 53,84 persen yoy.

Adapun impor barang konsumsi yang mengalami kenaikan cukup tinggi yakni seperti produk sayuran dan buah-buahan serta produk farmasi. "Impor konsumsi yang naik mengindikasikan daya beli masyarakat semakin membaik," katanya menambahkan.

Kenaikan impor bahan baku dan barang modal menunjukkan sektor industri sudah meningkatkan kapasitas produksinya. "Ini menunjukkan pemulihan ekonomi sudah mulai terjadi," kata Margo.

Margo menambahkan, naiknya nilai impor sepanjang November 2021 juga dapat disebabkan kenaikan permintaan barang menjelang momen Natal dan Tahun Baru. Pasalnya, masyarakat maupun industri tentunya akan melakukan persiapan agar dapat memenuhi permintaan konsumen. 

 

"Kepastiannya kita belum tahu apakah terkait Nataru atau tidak, tapi kita bisa menarik satu arah ke sana," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement