"Total impor maupun impor non migas menunjukkan peningkatan dari dua tahun sebelumnya," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu.
Kendati impor meningkat, bukan berarti terdapat sinyal negatif terhadap perekonomian dalam negeri. Dilihat berdasarkan penggunaan barang, BPS mencatat impor barang konsumsi mencapai 2 miliar dolar AS, naik 25,89 persen mtm dan 53,84 persen yoy.
Adapun impor barang konsumsi yang mengalami kenaikan cukup tinggi yakni seperti produk sayuran dan buah-buahan serta produk farmasi. "Impor konsumsi yang naik mengindikasikan daya beli masyarakat semakin membaik," katanya menambahkan.
Kenaikan impor bahan baku dan barang modal menunjukkan sektor industri sudah meningkatkan kapasitas produksinya. "Ini menunjukkan pemulihan ekonomi sudah mulai terjadi," kata Margo.
Margo menambahkan, naiknya nilai impor sepanjang November 2021 juga dapat disebabkan kenaikan permintaan barang menjelang momen Natal dan Tahun Baru. Pasalnya, masyarakat maupun industri tentunya akan melakukan persiapan agar dapat memenuhi permintaan konsumen.
"Kepastiannya kita belum tahu apakah terkait Nataru atau tidak, tapi kita bisa menarik satu arah ke sana," katanya.