Nugroho mengatakan komoditas padi yang dipanen para petani mengalami peningkatan produktivitas. Sebelum mengikuti program Makmur Pupuk Indonesia, ucap Nugraha, produksi rata-rata sebanyak 5,5 ton per hektare dan meningkat, menjadi 7,94 ton per hektare setelah mengikuti program Makmur.
"Kenaikan produktivitas petani yang mengikuti program Makmur meningkat sebesar 44 persen," ucap Nugraha.
Nugroho menyampaikan program Makmur telah dijalankan masing-masing anak perusahaan Pupuk Indonesia, seperti PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Iskandar Muda, dan PT Petrokimia Gresik. Semua anak perusahaan menjadi project leader di masing-masing wilayah yang telah ditentukan penyebarannya.
Nugroho menyebut program Makmur telah diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia. Pada 2021, kata Nugraha, target luasan lahan Program Makmur seluas 50 ribu hektare. Nugraha mengatakan komoditas yang menjadi fokus program ini meliputi padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis.
"Realisasi program Makmur hingga September 2021, secara nasional telah mencapai 50.799 hektare dan melibatkan 31.596 orang petani," ungkap Nugroho.
Nugroho menargetkan peningkatan luasan program Makmur mencapai 250 ribu hektare pada tahun depan. Nugroho berkaca dari program Makmur yang telah mencapai 50 ribu hektare per September atau lebih besar dari target semula yang sebesar 25 ribu hektare untuk tahun ini.
"Kita cukup optimistis target 250 ribu hektare tahun depan dengan sebaran daerah lebih luas, komoditas lebih beragam, insya Allah bisa kita capai," kata Nugroho menambahkan.