EKBIS.CO, SERANG -- Gawekute Institute bekerjasama dengan SultanTv menggelar Meet Up Content Creator Banten bertema Ekosistem Ekonomi Digital, Jumat (17/12). Tema tersebut diangkat mengingat semakin banyaknya pengguna internet, media sosial dan pergeseran trend ekonomi ke platform digital.
Sebagai informasi, Gawekute Institute merupakan sebuah lembaga riset beranggotakan pemuda-pemudi asal Banten yang memiliki tujuan membangun ekonomi dan budaya Provinsi Banten menjadi lebih baik.
Direktur Gawekuta Institute, Abdul Muiz Sutaji mengatakan, nama lembaga riset ini berasal dari kata yang diucapkan oleh Sultan Maulana saat membangun keraton. Sebagai pengingat maka digunakan kata "Gawe Kuta Baluwarti Bata Kalawan Kawis" yang artinya "Membangun kota dan benteng dari bata dan karang".
"Kami berharap Gawekute menjadi jembatan pengetahuan dan strategi yang valid di Banten. Lembaga ini diharapkan bisa memberi kontribusi di masa depan," katanya.
Terkait ekosistem ekonomi digital, sambungnya, separuh kegiatan ekonomi di Banten sudah beranjak ke sistem digital. Sehingga menjadi kebutuhan dan akan berdampingan di kehidupan dengan seluruh transaksi ekonomi orientasi masa depan, dalam hal ini salah satu yang menjadi pelakunya adalah konten kreator.
"Konsep bidang perekonomian di era ekonomi yang baru dengan mengutamakan kreativitas dan informasi. Konsep dari ekonomi kreatif ini mengedepankan sumber daya manusia yang memiliki ide dan pengetahuan yang digunakan sebagai faktor utama dalam produksi. Kami berharap pertemuan ini bisa memberikan banyak ide," ungkap Abdul Muiz.
Hadir dalam diskusi sesi pertama Wakil Ketua Umum Kadin Banten Ir. Engkap Kapriadi, Kepala BAPPEDA Banten Dr. Mahdani, SE, MM dan Kepala Dinas Pariwisata Drs. M. Agus Setiawan A.W., M.Si. Sementara sesi kedua menghadirkan diskusi hangat yang dipandu Arif Firaun dari Radio Bebasan dengan narasumber Digital Marketing Strategist Ray Sangga Kusuma, Youtuber Ayi Astaman dan sejumlah konten kreator Banten juga Seniman Eni Bonetski yang melakukan aksi mural untuk penggalangan korban Semeru.
Kepala Dinas Pariwisata Banten Agus Setiawan mengatakan, konten kreator menjadi sangat penting bagi pemerintah sebagai mitra untuk mempromosikan berbagai destinasi wisata di Banten.
Menurutnya, hal tersebut dibuktikan dengan terpilihnya Cikolelet menjadi Desa Wisata Tervaforit 2021. Agus mengatakan hal tersebut dikarenakan banyaknya konten kreator yang membantu mempromosikan keindahan desa tersebut.
"Konten kreator bisa mempromosikan tempat atau destinasi wisata. Kami dari pemerintahan sangat membutuhkan sekali konten dari kawan-kawan kreator di sini. Sehingga sangat memungkinkan untuk adanya sinergitas untuk tujuan yang sama," tambahnya.
Kepala BAPPEDA Mahdani mengatakan, Ekosistem Ekonomi Digital sejalan dengan visi pemerintah yang dibuktikan dengan program BeLa Pengadaan. Aplikasi ini dapat memudahkan para pelaku UMKM “menawarkan” dan memasarkan produknya agar bisa mendukung kebutuhan pemerintah.
Melalui BeLa Pengadaan, pelaku UMKM bisa turut serta menjadi penyedia barang dan jasa pemerintah. Nantinya, UMKM dapat bersaing secara sehat untuk menyediakan barang dan jasa kepada pemerintah.
"Peluang yang sebenarnya adalah melalui aplikasi ini kami sudah mengarahkan teman-teman kreator dan UMKM ini untuk beralih ke ekonomi digital," kata Mahdani.
Wakil Ketua Umum Kadin Banten Engkap Kapriadi mengungkapkan, pihaknya menyambut baik para konten kreator untuk bergabung di Kadin. "Konten kreator bisa menjadi anggota Luar Biasa Kadin. Kami juga membutuhkan orang-orang kreatif ini untuk turut menumbuhkan perekonomian di Banten," jelasnya.
Sementara, Aji Bahroji, Inisiator Gawekuta Institute menguraikan, Banten memiliki narasi kultural dan sejarah yang kaya yang harus terus digali.
Dari sisi ekonomi, selain letaknya yang strategis, Banten juga memiliki sumber daya alam laut dan wisata yang luar biasa. "Di era transformasi digital inilah, Pemerintah Daerah dan masyarakat harus mendorong pembangunan. Terutama di platform digital, karena dapat menjangkau audiens yang lebih luas," tutur Aji. Dengan potensi yang ada itulah, Gawekuta Institute ingin menjadi bagian masyarakat dan stakeholder yang aktif dalam pembangunan melalui berbagai kajian.