Erick juga meminta generasi muda mengisi ruang di industri pariwisata. Erick mengatakan holding industri pariwisata dan pendukung yang belum lama ini diluncurkan memiliki fokus dalam perbaikan hardware seperti infrastruktur dan destinasi wisata.
"Tentu software-nya juga harus diisi, nah soal industri kreatif ini anak muda jagonya. Kalian lah yang mengisinya," sambung Erick.
Erick mengatakan pemerintah saat ini tengah memperbaiki fokus pariwisata dari yang selama ini fokus terhadap wisatawan mancanegara (wisman) menjadi wisatawan nusantara (wisnus).
Erick mengatakan 330 juta turis atau 72 persen dari total turis di Indonesia merupakan wisnus dengan total transaksi Rp 1.400 triliun. Sementara jumlah wisman hanya 17 juta orang yang turun 75 persen selama pandemi menjadi empat juta wisman.
Erick menyebut keberpihakan terhadap generasi muda menjadi kunci utama bagi sebuah bangsa memenangkan persaingan. Hal ini juga yang ditunjukan Amerika Serikat (AS) yang membuka pintu imigrasi untuk generasi muda dari negara lain.
Kendati begitu, Erick mengajak Indonesia belajar juga dari Brasil yang sempat diprediksi tumbuh luar biasa namun gagal karena tidak berinvestasi pada generasi muda, teknologi, serta penelitian dan pengembangan.
"Indonesia berpotensi menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia yang baru. Oleh karena itu, kita concern mendorong market kita jangan lagi jadi pertumbuhan ekonomi negara lain, tapi harus jadi pertumbuhan negara kita," kata Erick.