EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pos Indonesia (Persero) mengaku optimistis perseroan mampu adaptif dan relevan pada tahun ini. Hal ini didorong portofolio jasa keuangan serta kantor cabang dan agen di seluruh Indonesia, sekitar 4.850 cabang di seluruh Indonesia serta 20 ribu agen yang ada di Indonesia.
Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan disrupsi yang terjadi saat ini merupakan tantangan besar bagi perseroan. “Di tengah industri yang terus tumbuh dengan peluang pasar juga masih terbuka lebar, Pos Indonesia optimistis untuk menjadi juara karena yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Kemampuan adaptasi dan digitalisasi menjadi penting, menuju tekad Pos Indonesia untuk menjadi juara,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/1/2022).
Menurutnya Pos Indonesia secara kontinyu terus mengubah, pengembangan dan adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi termasuk dalam rangka menggaet pasar e-commerce di Indonesia. Pos Indonesia terus melakukan perbaikan kualitas operasi dengan membentuk Tim Saber (Sapu Bersih) Kiriman Pos, sehingga tidak ada lagi kiriman yang tertinggal dan terlambat diproses atau diserahkan kepada penerimanya. Tim Saber Kiriman Pos mempunyai tugas dan tanggung jawab di setiap tahapan proses, mulai dari first mile, mid mile dan last mile.
Pada 2022 Pos Indonesia juga menargetkan jumlah O-Ranger pada tahun ini naik tiga kali lipat atau mencapai 20 ribu agen dari posisi saat ini sebanyak 9.300 agen. Dalam RKAP 2022 Pos Indonesia menetapkan target pertumbuhan Revenue sebesar 21,51 persen, target pertumbuhan Net Income sebesar 8,2 persen dan pertumbuhan EBITDA sebesar 22,05 persen, sehingga diharapkan aset perusahaan dapat tumbuh 8,81 persen.
“Tentu Pos Indonesia tidak akan bisa meraih itu semua tanpa jerih payah dan kerja keras dari seluruh Insan Pos. Pos Indonesia songsong 2022 dengan semangat baru, seiring dengan bangkitnya ekonomi pascapandemi, serta potensi pasar yang masih terbuka luas,” ucapnya.
Sepanjang 2021, Pos Indonesia mencanangkan tahun 2021 sebagai tahun “turn around”, yakni tahun Pos Indonesia akan membalikkan arah, dari yang negatif menjadi positif, dari yang buruk menjadi baik, dari yang lemah menjadi kuat. Menurutnya ada dua kata kunci yang paling tepat di tengah era disrupsi teknologi ini adalah adaptasi dan inovasi.
“Itu sebabnya Pos Indonesia merancang transformasi berbagai bidang, merancang perubahan-perubahan penting di setiap lini strategis, agar perusahaan ini bisa bertahan di abad yang penuh kelincahan, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas ini,” ucapnya.
Dalam rangka adaptasi dan berinovasi tersebut, Pos Indonesia telah merancang tujuh transformasi penting yaitu Transformasi Bisnis, Transformasi Produk dan Channel, Transformasi Proses Operasi, Transformasi Teknologi, Transformasi Sumber Daya Manusia, Transformasi Organisasi, dan Transformasi Budaya Perusahaan.
“Ketujuh program transformasi ini secara bertahap telah menampakkan hasil. Dalam Transformasi Bisnis, Pos Indonesia telah banyak membantu Program Cashless Society Pemerintah dengan menjadikan UMKM sebagai merchant QRIS. Berikutnya diperkenalkan O-Ranger Mawar, petugas kurir sekaligus pick-uper wanita untuk penggarapan produk-produk wanita,” ucapnya.
Adapun kinerja Pos Indonesia sepanjang 2021 semakin sehat ditandai dengan pertumbuhan net income 71 persen sebesar Rp 584 miliar, salah satunya berasal dari kontribusi kebijakan efisiensi biaya sebesar minus 16 persen. Revenue Outlook 2021 mengalami penurunan dibandingkan 2020 karena program penyaluran BST 2021 lebih kecil. Kontribusi efisiensi biaya yang paling signifikan diperoleh dari biaya administrasi yang turun 64 persen, biaya umum 46 persen dan biaya operasi 29 persen.
Pada bidang operasi, kinerja SWP (Standar Waktu Penyerahan) secara nasional pada 2021 sebagai berikut: SWP Q9 sebesar 98,62 persen, Pos Ekspress 93,58 persen, Pos Kilat Khusus 91,29 persen, dan pencapaian kinerja CCH sebesar 97,51 persen.