Ahad 30 Jan 2022 00:22 WIB

Industri Galangan Kapal Hadapi Tantangan Berat Selama Pandemi

Omzet sektor galangan kapal mengalami penurunan hingga 30 persen.

Red: Friska Yolandha
Sejumlah pekerja mengerjakan konstruksi kapal di kawasan industri galangan kapal Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (29/5/2021). Industri galangan kapal menghadapi tantangan berat pada masa pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Teguh Prihatna
Sejumlah pekerja mengerjakan konstruksi kapal di kawasan industri galangan kapal Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (29/5/2021). Industri galangan kapal menghadapi tantangan berat pada masa pandemi COVID-19.

EKBIS.CO,  BATU -- Industri galangan kapal menghadapi tantangan berat pada masa pandemi COVID-19. Pasalnya, saat ini omzet sektor tersebut mengalami penurunan hingga 30 persen per tahun.

Direktur Utama PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, Anita Puji Utami, di Kota Batu, Jawa Timur mengatakan akibat pandemi COVID-19, omzet industri galangan kapal menurun 20-30 persen pada 2020 dan 2021. "Pada 2020, omzet kami turun 20 persen. Tahun 2021 juga belum membaik karena sempat ada varian Delta, penurunan bisa mencapai 25-30 persen. Untuk angka belum bisa kami berikan," kata Anita, Sabtu (29/1/2022).

Baca Juga

Anita menjelaskan, penurunan omzet akibat pandemi COVID-19 tersebut disebabkan oleh banyaknya perusahaan pelayaran yang melakukan efisiensi akibat banyaknya kapal yang tidak berlayar secara terus-menerus. Menurutnya, industri galangan kapal yang melayani industri pelayaran nasional terkena dampak langsung akibat efisiensi yang dilakukan tersebut. Perawatan kapal yang dilakukan oleh perusahaan operator saat ini hanya difokuskan pada hal-hal yang mendesak.

"Secara omzet sangat berpengaruh terhadap kami karena banyak kebijakan perusahaan yang terkait dengan perawatan kapal, dilakukan efisiensi," ujarnya.

Ia menambahkan, sebelum masa pandemi COVID-19, pihaknya juga memproduksi kapal untuk kebutuhan pelayaran nasional seperti kapal ternak dan kapal feri. Pada 2015-2017, perusahaan yang dipimpinnya itu mampu memproduksi 6-10 unit kapal per tahun.

Namun, lanjutnya, akibat pandemi COVID-19 perusahaan itu bisa dikatakan tidak lagi melakukan pembangunan kapal. Saat ini, pembuatan kapal di PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, tercatat hanya satu hingga dua unit per tahun.

"Produksi sebelum pandemi, pada 2015-2017 itu bisa sampai 6-10 kapal per tahun. Pada saat pandemi, sudah dikatakan tidak melakukan pembangunan kapal, hanya sekitar 1-2 saja. Sangat drastis," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, pelaku industri galangan kapal mengharapkan adainsentif yang bisa diberikan oleh pemerintah. Insentif tersebut bisa diberikan pemerintah dalam berbagai program kemaritiman seperti tol laut atau poros maritim dunia.

"Harapan kami, jika pemerintah memiliki program terkait kemaritiman seperti poros maritim dunia, tol laut dan sebagainya, industri galangan kapal bisa mendapatkan insentif dari program-program itu," ujarnya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement