EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laju inflasi Indonesia pada Januari 2022 mencapai 0,56 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau 2,18 persen secara tahunan (year on year/yoy). "Inflasi ini lebih tinggi dibanding bulan Januari tahun 2021 baik secara bulanan maupun tahunan," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Rabu (2/2/2022).
Tercatat, pada Januari 2021 inflasi hanya 0,26 persen mtm atau 1,55 persen yoy. Margo melanjutkan, dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK) Januari 2022, sebanyak 85 kota mengalami inflasi hanya lima kota yang mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,53 persen. Inflasi di Sibolga paling besar disumbang oleh harga daging ayam ras 0,16 persen serta ikan serai yang menyumbang 0,16 psn.
Sementara deflasi tertinggi terdapat di Kotamobagu 0,66 persen. Komoditas yang paling memberikan andil, yakni ikan cikalang diawetkan sebesar 0,30 persen dan cabai rawit merah 0,28 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, Margo menyampaikan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 1,17 persen dan memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 0,30 persen.
"Komoditas yang paling memberikan andil adalah daging ayam ras 0,07 persen, diikuti ikan segar dengan andil 0,06 persen, dan beras juga memberikan andil 0,03 persen," ujar Margo.
Adapun kelompok selanjutnya yakni perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi 0,51 persen serta menyumbang inflasi hingga 0,10 persen.
Margo menuturkan, komoditas yang paling memberikan andil yakni kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi. Harga gas ini menyumbang inflasi 0,06 persen.
Adapun kelomok terakhir yang juga dominan mengalami dan menyumbang inflasi, yakni perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga. Kelompok ini mengalami inflasi 0,79 persen dengan andil inflasi 0,05 persen.
"Komoditas yang memberikan andil cukup besar, yakni harga sabun detergen cair dan upah asisten rumah tangga sebesar 0,01 persen," ujarnya.