Secara terpisah, praktisi krisis komunikasi Firsan Nova dari Nexus Risk Mitigation & Stategic Communication menjelaskan adanya komitmen investasi dari investor asing ke IndoSterling Group dalam jumlah yang tidak sedikit menunjukkan keberhasilan korporasi menangani krisis.
“Ketika krisis dihadapi dan ditangani dengan bertanggungjawab oleh korporasi maka kepercayaan yang sempat goyah akan kembali bahkan berlipat. Pada fase paska krisis tersebut, IndoSterling Group memiliki kesempatan bertumbuh lebih besar,” tuturnya.
Dalam paska krisis, lanjutnya, komitmen korporasi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi menjadi poin utama bagi korporasi terlebih pada anak perusahaan yang sudah go-public karena tidak hanya memikirkan kepentingan pemegang saham atau shareholders.
“Globalisasi membuat paradigma kepentingan korporasi berubah menjadi stakeholders, yakni pekerja, konsumen, suppliers, pemerintah, komunitas, dan shareholders. Hal itu tidak terlepas dari tuntutan masyarakat yang meminta tanggung jawab yang lebih besar dari organisasi tempat mereka bekerja, dari siapa mereka mengkonsumsi barang atau jasa, atau tempat di mana mereka menanamkan dananya,” paparnya.