Kamis 24 Feb 2022 21:28 WIB

Bulog: Harga Jagung Sudah Tinggi di Awal Tahun

Pergerakan harga jagung setahun ke depan diprediksi akan lebih tinggi dari awal 2022.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Petani membersihkan hasil panen jagung  (ilustrasi).
Foto: Antara/Arnas Padda
Petani membersihkan hasil panen jagung (ilustrasi).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Perum Bulog menyamapaikan, pergerakan harga komoditas jagung di awal tahun cukup tinggi dibandingkan awal tahun lalu. Bulog memproyeksikan pergerakan harga jagung setahun ke depan akan lebih tinggi.

Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita, mengatakan, rata-rata harga jagung bulan Januari 2022 mencapai Rp 5.963 per kilogram. Harga itu lebih tinggi dari posisi Desember 2021 yang sebesar Rp 5.894 per kg maupun Januari 2021 lalu yang masih Rp 5.385 per kg.

Baca Juga

Memasuki Februari, harga jagung kembali naik menjadi Rp 5.964 per kg. Penurunan diperkirakan akan terjadi pada Maret mendatang, namun akan kembali mengalami kenaikan menjelang akhir tahun dan menembus Rp 6.116 per kg.

"Jadi harga jagung dimulai dengan kenaikan dan sudah lebih tinggi. Kita lihat harga di tahun ini dan sejak akhir tahun kemarin memang tinggi di atas Rp 5.000 per kg," kata Febby dalam Webinar Forum Wartawan Pertanian, Kamis (24/2/2022).

Kendati demikian, proyeksi produksi jagung tahun ini cukup bahkan mencapai surplus. Produksi jagung pipilan kering (JPK) kadar air 27 persen diperkirakan mencapai 24 juta ton atau setara 17,7 juta kadar air 14 persen. Sementara, kehilangan/produksi tercecer diprediksi sekitar 818 ribu sehingga produksi bersih jagung nasional 2022 mencapai 16,9 juta ton.

Adapun, perkiraan kebutuhan untuk benih sebesar 81,1 ribu ton, konsumsi rumah tangga 234 ribu ton, pakan industri dan peternak mandiri 11,6 juta ton dan industri non pakan mencapai 2,2 juta ton. Jika dikalkulasikan total kebutuhan jagung nasional 2022 sebanyak 14,2 juta ton sehingga masih terdapat perkiraan surplus 2,6 juta ton.

"Mungkin ini juga yang menjadi pertanyaan setiap tahun, katanya surplus tapi disimpan di mana? Memang di bulan-bulan tertentu itu ketersediaan jagung defisit," ujar Febby.

Ia menyampaikan, kendati harga jagung diperkirakan akan naik pada tahun ini, hingga kini belum ada pembicaraan untuk impor jagung. Pasalnya, prognosis produksi jagung mencukupi sehingga tidak diperlukan pemasukan dari luar negeri.

Semenetara itu, Bulog terus melakukan pembangunan fasilitas pengeringan dan gudang jagug di enam wilayah. Saat ini, terdapat dua fasilitas yang pembangunannya sudah mencapai 50 persen, yakni di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara dan Dompu, NTB.

Fasilitas di Bolaang Mongondow tersebut memiliki tiga unit silo dengan total kapasitas penyimpanan 9.000 ton. Adapun di Dompu memiliki dua unit silo dengan kapasitas 6.000 ton. Adapun untuk kapasitas pengeringan sebanyak 160 ton per hari untuk memproduksi jagung pipilan kering kadar air 15-18 persen.

"Kami membangun ini di daerah yang memang menjadi pusat sentra jagung sehingga ini nantinya bisa digunakan untuk menyerap hasil petani sesuai standar dan akan menjadi cadangan pangan pemerintah," ujarnya.

Direktur PT Datu Nusra Agrobisnis, salah satu koperasi jagung ternama di Nusa Tenggara Barat, Dean Novel, mengatakan, harga jagung pada puncak musim panen tahun ini diperirakan sekitar Rp 4.000 - Rp 4.500 per kg kadar air 17 persen. Sedikit kenaikan dibanding harga panen tahun lalu di kisaran Rp 4.300 per kg.

Namun, kata Dean, harga itu merupakan harga beli dari gudang petani, belum memasukkan biaya logistik. Adapun terkait volatilitas harga jagung tahun ini kemungkinan besar akan sama seperti tahun lalu. "Bahkan bisa lebih tinggi karena isu global yang tidak diantisipasi pemerintah," kata dia.

Salah satunya indeks harga jagung dunia yang sudah mengalami kenaikan namun tidak mendapat antisipasi dunia. "Jadi begitu sudah berdampak ke dalam negeri, baru panik. Tiba-tiba harga jagung sudah Rp 6 ribu per kg itu yang masih akan terjadi di tahun ini karena komoditas pangan strategis itu disedot oleh China yang mulai pulih dari Covid-19," ujar Dean.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement