Selasa 22 Mar 2022 21:39 WIB

JTTS Mengikis Ketertinggalan Infrastruktur Indonesia

Fondasi infrastruktur yang baik modal untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Rangkaian kendaraan dinas yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan tiba dilokasi acara peresmian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)  seksi I Binjai-Pangkalan Brandan ruas Binjai-Stabat di Langkat, Sumatera Utara, Jumat (4/2/2022). Presiden Joko Widodo  meresmikan jalan tol Binjai-Stabat sepanjang 11,8 km) yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Provinsi Lampung hingga Provinsi Aceh.
Foto:

Dampak positif untuk logistik

Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengungkapkan dampak positif Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) juga terasa untuk sektor logistik. Budi mengungkapkan, JTTS tidak hanya mampu mempersingkat jarak tempuh antar daerah di Sumatera.

“JTTS mampu menurunkan biaya logistik. Rata-rata penurunan biaya logistik sebesar 24,22 persen dan menyerap tenaga kerja di sekitar JTTS,” kata Budi beberapa waktu lalu.

Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Budi Harimawan Semihardjo mengatakan waktu tempuh yang tinggi dapat berdampak pada biaya logistik. Semakin lama waktu tempuh maka biaya logistik akan lebih mahal.

Harimawan mengungkapkan JTTS dapat memangkas waktu tempuh bagi kendaraan logistik. Pada akhirnya. harimawan mengungkapkan hal tersebut akan berdampak positif dalam penurunan biaya logistik.

“Biaya logistik  yang tinggi dan dapat menghambat daya saing Indonesia di dunia global dan menghambat pertumbuhan ekonomi,” ujar Harimawan.

Kuatkan fondasi keuangan

Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan optimisme Hutama Karya dalam menyelesaikan pembangunan JTTS. Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengungkapkan dukungan penuh didapatkan dari pemerintah dalam menyukseskan pembangunan JTTS.

“Hal ini terbukti pada 2021 pemerintah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 25,2 triliun yang terealisasi dalam tiga tahap,” kata Budi.

Budi mengatakan pada Februari 2022. total kumulatif PMN yang telah diterima Hutama Karya sebesar Rp 52,3 triliun. Lalu saat peresmian Tol Binjai-Stabat, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan pemerintah berencana akan kembali memberikan PMN pada 2022 kepada Hutama Karya sesuai RAPBN 2022 sebesar Rp 23,85 triliun yang akan digunakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan JTTS.

Hutama Karya juga berambisi memperoleh kontrak baru pada 2022 sebesar Rp 35,4 triliun yang didominasi oleh sektor jalan dan jembatan. Budi mengungkapkan, Hutama Karya akan meningkatkan basis kekuatan kolektif group usaha dengan menguatkan fondasi keuangan individu perusahaan beserta masing-masing anak perusahaan.

“Oleh sebab itu, tema sasaran dan strategi Hutama Karya pada 2022 juga disesuaikan dengan perkembangan dan antisipasi dari dampak pandemi ini yaitu restrukturisasi dan penyehatan keuangan,” ungkap Budi.

Budi menambahkan, Hutama Karya juga akan meningkatkan upaya lain. Salah satunya dengan menjajaki kerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA).

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga membentuk Tim Project Management Office (PMO) Percepatan Perbaikan Kesehatan Keuangan BUMN Sektor Konstruksi dan Jalan Tol. Tim PMO beranggotakan dan melibatkan jajaran direksi dari enam BUMN Karya.

Wakil Direktur Utama Hutama Karya Aloysius Kiik Ro mengatakan bahwa dalam merealisasikan hal tersebut dibentuk beberapa Sub PMO. Salah satu Sub PMO yang menjadi fokus adalah Sub PMO Spesialisasi yang dimana setiap BUMN Karya memiliki segment champion masing-masing dan Hutama Karya menjadi champion pada segment Roads dan Related Building.

“Diharapkan PMO ini dapat memberikan dampak positif bagi nilai ekonomi dan nilai sosial untuk mencapai pertumbuhan infrastruktur serta mendorong sistem manajemen perusahaan yang lebih baik,” ungkap Aloysius.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement