EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengembang properti mengkhawatirkan kenaikan inflasi akibat melonjaknya harga barang dan jasa belakangan ini. Harga bahan material bangunan dikhawatirkan akan ikut terkerek naik yang pada akhirnya akan memengaruhi harga jual properti.
"Jadi yang kita khawatirkan peningkatan harga karena problem inflasi dan peningkatan harga bahan material seperti besi. Karena itu kan menggunakan bahan bakar juga," ujar CEO PT AKR Land, Thomas Go, di Jakarta, Kamis (7/4/2022).
Pengembang juga memantau perkembangan suku bunga saat ini. Kenaikan suku bunga the Fed, ujar Thomas, biasanya akan diikuti oleh suku bunga acuan di dalam negeri untuk menghindari depresiasi rupiah. "Apalagi inflasi juga akan naik, harga harga naik, Pertamax, tepung terigu, terpengaruh perang Rusia," katanya.
Hanya saja, Thomas belum bisa memperkirakan kemungkinan besaran kenaikan harga materian bangunan karena perlu memantau kondisinya terlebih dahulu dalam beberapa bulan ini. Namun kalau di Amerika Serikat saja inflasi bisa mencapai tujuh persen, maka di Indonesia dikhawatirkannya inflasi bisa mencapai 12-15 persen.
"Jadi harga material kenaikannya bisa di atas 15 persen. Inikan komponen harga jual baik untuk rumah maupun apartemen," ujarnya menambahkan.
Padahal dilihat dari siklus 1o tahunan, Thomas menyatakan, seharusnya tahun ini industri properti sedang berada di puncaknya. Sebelumnya kondisi puncak terjadi pada 2011. Namun karena ada pandemi, siklus itu bergeser menjadi tahun ini. "Mulai April ini, Mei, Juni, Juli terus akan naik properti. Harapan kita ini akan membuat penjualan kita membaik," katanya.
Untuk pengembangan proyek baru, menurut Thomas, tahun depan AKR Land berencana membangun apartemen di daerah Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Apartemen didisain dengan ketinggian di atas 28 lantai. "Gedung lama akan kita rombak menjadi apartemen," ungkapnya.
Selain itu, di Kawanua Emerald City, Manado, Sulawesi Utara, AKR Land akan meluncurkan klaster baru pada bulan ini. Klaster bernama Beryl yang terdiri dari 200 unit ini dibangun untuk segmen menengah hingga menengah atas. "Kita harap itu akan terserap pasar dengan cepat," ujarnya.