EKBIS.CO, SURABAYA -- Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas atau SPTP mencatat kenaikan arus peti kemas sebesar 6,8 persen selama Januari hingga Maret 2022 di 27 terminal yang dikelola perusahaan itu. Total peti kemas di 27 terminal ini pada kuartal I 2022 mencapai 2,67 juta TEUs, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 yang tercatat sebanyak 2,50 juta TEUs.
Corporate Secretary SPTP Widyaswendra di Surabaya, Selasa (12/4/2022) mengatakan, arus peti kemas tersebut terdiri dari 1,85 juta TEUs peti kemas domestik dan 822 ribu peti kemas internasional.Ia mengatakan, arus peti kemas itu merupakan konsolidasi dari 15 terminal peti kemas dan 7 anak perusahaan di bawah pengelolaan perseroan, masing-masing Terminal Petikemas (TPK) Belawan, TPK Perawang, TPK Semarang, TPK Nilam (Surabaya), TPK Banjarmasin.
Selanjutnya TPK Tarakan, TPK Pantoloan, TPK Bitung, TPK Kendari, Makassar New Port, TPK Makassar, TPK Kupang, TPK Ambon, TPK Sorong, dan TPK Jayapura. Sementara 7 anak perusahaan itu yakni PT Terminal Petikemas Surabaya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, PT IPC Terminal Peti Kemas, PT Terminal Teluk Lamong, PT Kaltim Kariangau Terminal, PT Prima Terminal Petikemas dan PT Prima Multi Terminal.
"Arus peti kemas domestik maupun peti kemas internasional pada kuartal I-2022 sama-sama mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021, untuk peti kemas domestik mengalami kenaikan 4 persen sementara untuk petik emas internasional mencapai 13 persen," kata Widyaswendra.
Lebih lanjut perseroan menargetkan arus petik emas pada 2022 sebanyak 11.641.285 TEUs, dan optimistis target itu dapat tercapai seiring sejumlah pembenahan yang dilakukan di terminal peti kemas."Pembenahan dimaksud meliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, peningkatan kompetensi bagi pekerja dan juga TKBM, serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal," katanya.
Ia berharap, peningkatan ini berdampak pada percepatan waktu singgah kapal di terminal (port stay) sehingga kapal dapat segera berlayar dan diharapkan dapat memangkas biaya logistik.Sementara itu, Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Yayat Cadarajat menilai tren positif ekonomi dalam beberapa bulan terakhir karena adanya kebijakan pelonggaran oleh pemerintah.
Ia memprediksi, pelonggaran saat mudik tahun 2022 juga akan membuat peningkatan konsumsi, khususnya ke daerah tujuan."Dengan demikian maka perputaran uang juga akan berbanding lurus dengan jumlah konsumsi masyarakat," katanya.
Yayat berharap, Ramadhan dan Idul Fitri 2022 dapat membantu mendongkrak perekonomian suatu daerah."Mobilitas masyarakat akan menambah tingkat konsumsi, semoga hal ini dapat mendongkrak perekonomian kami pada triwulan II-2022," katanya.