EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia kini mendorong agar setiap warga negara Indonesia mulai merambah bisnis di dunia digital, dengan membanjiri loka pasar digital (marketplace) dengan barang-barang berkualitas produksi dalam negeri sendiri.
Utamanya bagi penggerak seperti pedagang dan pengusaha. Selain itu, setiap warga kini juga harus mempunyai satu website toko online, yang menjual produk-produk dalam negeri sendiri.
"Karena market kita sangat besar. Dan kita tidak ingin semua dikuasai dan diisi produk dari luar,” ujar Wahab Afwan, SE., M.I.Kom, Managing Director Asia Media Prima (AMP) Group, saat seminar online Literasi Digital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Komisi I DPR-RI, di Jakarta, Senin (25/4/2022) lalu.
Menurut Wahab, saat ini ada sekitar 64,2 juta UMKM di Indonesia yang harus segera melakukan akselerasi model bisnisnya dari yang semula hanya bisnis konvensional menjadi konvesional dan digital. Hal ini penting lanjutnya untuk menjaga ketahanan nasional kita dari penjajahan bisnis digital para pemain global dari luar.
Namun, dari jumlah yang besar itu, jika merujuk pada data dari Kementerian Kominfo RI, baru sekitar 30 ribu UMKM yang telah melakukan penjualan digital. “Ini sejalan dengan visi Pemerintahan Presiden Jokowi, Menuju Indonesia Emas 2045. Berdaulat menjadi negara Emas, dan mendapatkan Emas di negeri sendiri dengan SDM sendiri,” ujar Wahab yang juga mantan Ketua Komite Tetap Advertising KADIN Indonesia.
Menurut Wahab, pemanfaatan platform digital bagi UMKM bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana bagi pemula, seperti pemanfaatan QR Code dalam transaksi digital dan penggunaan aplikasi penjualan digital.
“Untuk yang telah lebih berpengalaman, UMKM bisa juga memanfaatkan aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) untuk pemantauan dan perencanaan aktivitas bisnis di market place. Dengan aplikasi ini UMKM bisa memantau jumlah persedian bahan baku dan barang, serta membuat laporan keuangannya. Bagi UMKM yang sudah lebih maju lagi, bisa memanfaatkan aplikasi Virtual Reality (VR) untuk merancang visualisasi produknya,” ujar Wahab Afwan, dalam siaran persnya.
Pembicara lain dalam seminar ini antara lain, Semuel Abrijani Pangerapan B.Sc, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI; Rachel Maryam Sayidin, anggota Komisi I DPR-RI dari Fraksi Gerindra; dan Muhammad Iqbal Ph.D, dosen Fakultas Psikologi, Universitas Paramadina.
Samuel Abrijani Pangerapan dalam paparannya menekankan sejumlah agenda besar yang sedang dikerjakan Pemerintah dalam melakukan akselerasi kemajuan bangsa terhadap perkembangan dunia digital dan teknologi informasi di masa depan. “Kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda transformasi digital Indonesia.
Bersama-sama mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi,” ujar Samuel.