EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Waskita Beton Precast Tbk atau WSBP berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 1,38 triliun pada 2021.
Direktur Utama WSBP FX Poerbayu Ratsunu mengatakan, WSBP berhasil membukukan laba bruto sebesar Rp 307 miliar atau meningkat signifikan dibandingkan 2020 dimana WSBP membukukan rugi bruto sebesar Rp 53 miliar. Selain itu, WSBP juga mampu menekan angka rugi bersih menjadi Rp 1,94 triliun, dari rugi bersih sebesar Rp 4,29 triliun pada 2020.
"Per 31 Desember 2021, WSBP juga mencatatkan total aset sebesar Rp 6,88 triliun, yang terdiri atas Aset Current sebesar Rp 4,21 triliun dan Aset Non Current sebesar Rp 2,67 triliun," ujar Poerbayu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (8/5/2022).
Selain itu, lanjut Poerbayu, WSBP juga melakukan restatement atas laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya. Hal ini dilakukan lantaran pada proses penyusunan laporan keuangan 2021, bersamaan dengan proses PKPU dan penyusunan proposal perdamaian, baik perusahaan maupun kreditur memerlukan laporan keuangan yang akurat.
"Manajemen memandang perlu bagi WSBP memiliki laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan sebagai dasar penyusunan proposal restrukturisasi keuangan," ungkap Poerbayu.
Poerbayu menyatakan, fokus dari manajemen yang dipimpinnya yakni meningkatkan capaian kinerja operasional WSBP. Menurut Poerbayu, 2021 dan awal 2022 merupakan periode krusial bagi WSBP untuk menyelesaikan restrukturisasi keuangan.
"Nantinya setelah restrukturisasi diselesaikan, manajemen WSBP sangat optimis dapat membangkitkan kinerja WSBP dengan fundamental bisnis dan keuangan yang lebih sehat," sambung Poerbayu.
Poerbayu menyampaikan, optimisme tersebut didorong potensi pasar industri beton pra-cetak di Indonesia maupun global yang masih sangat besar. Seperti diketahui, sejak 25 Januari 2022 WSBP dalam proses menyelesaikan restrukturisasi keuangan lewat jalur Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang atau PKPU.
"Manajemen dan para kreditur tengah mencari kesepakatan solusi restrukturisasi terbaik dengan penekanan pada going concern bisnis WSBP," ucap Poerbayu.