Rabu 11 May 2022 13:13 WIB

BI Terbitkan Ketentuan Penggunaan Rupiah untuk Kegiatan Internasional

BI menilai penggunaan rupiah bukan di Indonesia perlu underlying perekonomian

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah warga menukar uang di mobil kas keliling bank Indonesia di Halaman Parkir Pasar Koja, Jakarta. Bank Indonesia (BI) menerbitkan ketentuan mengenai kebijakan penggunaan Rupiah pada kegiatan internasional. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan kebijakan tersebut dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 24/6/PBI/2022 tentang Kebijakan Penggunaan Rupiah pada Kegiatan Internasional.
Foto: Prayogi/Republika.
Sejumlah warga menukar uang di mobil kas keliling bank Indonesia di Halaman Parkir Pasar Koja, Jakarta. Bank Indonesia (BI) menerbitkan ketentuan mengenai kebijakan penggunaan Rupiah pada kegiatan internasional. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan kebijakan tersebut dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 24/6/PBI/2022 tentang Kebijakan Penggunaan Rupiah pada Kegiatan Internasional.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menerbitkan ketentuan mengenai kebijakan penggunaan Rupiah pada kegiatan internasional. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan kebijakan tersebut dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 24/6/PBI/2022 tentang Kebijakan Penggunaan Rupiah pada Kegiatan Internasional.

"Ketentuan kebijakan penggunaan Rupiah pada kegiatan internasional dimaksudkan untuk memastikan penggunaan Rupiah pada kegiatan internasional dalam rangka mendukung kegiatan perekonomian nasional," katanya dalam keterangan pers, Selasa (10/5).

Ketentuan ini telah berlaku efektif pada tanggal 27 April 2022. Dampak dari kebijakan penggunaan Rupiah pada kegiatan internasional tersebut diharapkan mampu mendukung kestabilan nilai tukar Rupiah, mendorong pendalaman pasar keuangan, dan mendorong perbaikan struktur ekonomi domestik.

Prinsip utama penggunaan Rupiah pada kegiatan internasional adalah penggunaan Rupiah hanya dapat dilakukan di dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam hal Rupiah digunakan di luar Wilayah NKRI, penggunaannya dapat dilakukan secara terbatas sepanjang memberikan dampak dan manfaat positif bagi perekonomian Indonesia.

Ruang lingkup pengaturan kebijakan penggunaan Rupiah pada kegiatan internasional melingkupi aspek pengaturan penggunaan Rupiah dalam konteks jurisdiksi dan pelaku. Penggunaan Rupiah oleh penduduk, bukan penduduk di luar wilayah NKRI, maupun bukan penduduk di dalam wilayah NKRI.

Pengaturan kebijakan penggunaan Rupiah di luar wilayah NKRI, termasuk cakupan berdasarkan bentuknya. Baik fisik, rekening dan instrumen keuangan digital. Juga penggunaannya baik untuk kuotasi, transaksi keuangan, dan setelmen transaksi keuangan.

"Penegasan pengaturan penggunaan Rupiah oleh Bukan Penduduk di dalam wilayah NKRI perlu didukung underlying kegiatan perekonomian," katanya.

Ketentuan ini menjadi dasar dari beberapa ketentuan kebijakan moneter terkait penggunaaan Rupiah di luar wilayah NKRI dan atau di dalam wilayah NKRI yang telah diterbitkan oleh Bank Indonesia sejak 2001. Diantaranya PBI 3/3/PBI 2001 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valas oleh Bank yang telah beberapa kali disempurnakan terakhir dengan PBI No. 18/19/PBI/2016 tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah antara Bank dan Pihak Asing.

Selain itu, ketentuan dalam PBI No. 4/8/PBI/2002 tentang Persyaratan dan Tata Cara Membawa Uang Rupiah Keluar atau Masuk Wilayah Pabean Republik Indonesia,

PBI No. 19/11/PBI/2017 tentang Penyelesaian Transaksi Bilateral Menggunakan Mata Uang Lokal Melalui Bank yang telah beberapa kali disempurnakan terakhir dengan PBI No 23/9/PBI/2021 tentang Perubahan atas PBI No. 22/12/PBI/2020 tentang Penyelesaian Transaksi Bilateral Menggunakan Mata Uang Lokal Melalui Bank, PBI No. 20/10/PBI/2018 tentang Transaksi Domestic Non-Deliverable Forward.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement