EKBIS.CO, JAKARTA -- Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang diyakini akan sangat diminati oleh para investor raksasa. Hal tersebut terbukti dari telah habisnya penjualan area lahan fase pertama dari KIT Batang seluas 450 hektar.
KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan di Indonesia yang dapat menjadi sentra industri baru. Saat ini pengembangan KIT Batang memasuki fase kedua dengan pengembangan kawasan mencakup seluas 1.000 hektare.
"KIT Batang diharapankan dapat mendatangkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia," kata Direktur Utama PTPP Novel Arsyad dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/6/2022).
Proyek Strategis Nasional (PSN) di KIT Batang saat ini terus menunjukan tren positif di tengah pemulihan ekonomi dunia usai dilanda pandemic Covid-19. KIT Batang memiliki beberapa keunggulan dan potensi yang dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan ini.
Beberapa keunggulan dan potensi yang dimiliki oleh KIT Batang antara lain harga lahan yang murah dan bersaing, minim konflik sosial, UMR yang kompetitif, serta dukungan oleh sarana dan prasarana yang cukup lengkap dan memadai sebagai fasilitas penunjang.
KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektar. Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi tiga kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare.
Pada fase pertama, Pemerintah telah menjadi inisiator untuk persiapan area seluas 450 hektar di KIT Batang. Seluruh area tersebut telah digunakan untuk pembangunan berbagai industri, mulai dari pabrik kaca, pabrik pipa, hingga pabrik baterai listrik.
PTPP optimis kehadiran berbagai industri besar di KIT Batang akan membawa dampak baik bagi masyarakat terutama penyediaan lapangan pekerjaan. "Selain itu, kehadiran industri besar tersebut tentunya akan turut meningkatkan pendapatan negara sehingga berdampak terhadap perekonomian nasional," kata Novel.