EKBIS.CO, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, kenaikan harga pangan dan energi terjadi di seluruh dunia. Namun untuk Indonesia, kenaikan tersebut lebih rendah dibandingkan negara lain di dunia.
"Kalau ditilik dari harga komoditas seperti bensin, minyak goreng, beras, dan gula, harga di Indonesia masih termasuk rendah atau menengah," ungkap Retno, Rabu (22/6/2022).
Retno membandingkan kenaikan harga dari penelitian yang dikumpulkan Perwakilan Indonesia di 79 negara. Dari rata-rata harga bensin di 79 negara seharga 1,41 dolar AS/liter, Indonesia termasuk urutan ke-12 terendah yaitu 0,84 dolar AS/liter. Harga ini juga lebih rendah dari rata-rata harga bensin di ASEAN sebesar 1,25 dolar AS/liter.
Sementara itu Retno mencatat untuk harga beras di Indonesia sebesar 0,74 dolar AS/kg juga lebih rendah dari rata-rata di 79 negara seharga 1,75 dolar AS/kg). Indonesia urutan ke-14 dari yang paling rendah. Harga di Indonesia juga lebih rendah dari rata-rata di ASEAN yakni 0,93 dolar AS/kg.
Untuk minyak goreng, harga minyak goreng di Indonesia adalah 1,62 dolar AS/liter. Ini menjadi urutan ke-8 terendah dari harga rata-rata di 58 negara yang diteliti dengan harga 2,63 dolar AS/liter. Harga ini juga lebih rendah dari rata-rata di ASEAN sebesar 1,93 dolar AS/liter.
Begitupun untuk gula. Retno mencatat, harga gula di Indonesia 0,99 dolar AS/kg lebih rendah dari rata-rata di 79 negara yang diteliti sebesar 1,28 dolar AS/kg.
"Semua data yang saya sampaikan adalah untuk menunjukkan bahwa semua negara terdampak, kenaikan harga terjadi di semua negara. Kita dari waktu ke waktu terus memantau kenaikan harga di negara-negara di mana kita memiliki perwakailan," kata Retno.
Retno menegaskan bahwa kenaikan harga pangan dirasakan oleh negara di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan berpenghasilan rendah. Berdasarkan catatan Food and Agriculture Organization (FAO), index pangan global meningkat hingga 16,08 persen pada Mei 2022 dibandingkan Januari 2022 sebelum perang Rusia-Ukraina terjadi.
Kenaikan ini dipicu oleh naiknya harga komoditas pangan dunia dibandingkan angka Januari 2022, seperti, daging 8,83 persen, produk susu >6,7 persen, sereal 18.28 persen, minyak nabati 23 persen, gula >6 persen. Sementara khusus produk gandum, terjadi lonjakan sekitar 23 persen.
Dari World Bank, Retno juga mencatat kenaikan harga pupuk yang meningkat hingga 30 persen sejak awal tahun 2022. Berdasarkan data beberapa harga pangan dan energi yang dikumpulkan Perwakilan Indonesia di sekitar 79 negara, kenaikan harga hampir terjadi di seluruh negara.
Kenaikan harga pangan ini akan menjadi bahasan isu utama di KTT G7 di Elmau, Jaman akhir bulan in. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi salah satu pembicara negara mitra G7 yang diundang dalam pertemuan.