EKBIS.CO, JAKARTA -- Banyak cara yang dilakukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bertahan dalam mengelola bisnis hingga naik kelas. Diantaranya adalah dengan kreativitas dan berinovasi.
CEO Consina Segara Alam, Disyon Toba mengatakan, kreativitas, inovasi, dan diversifikasi merupakan kunci utama dari bisnis yang ia jalani.
"Saat ini, orang dengan mudah melihat di internet. Melihat di luar apa yang paling menjadi model, tren, warna, desain. Itu tantangan kita dengan menyediakan produk lokal. Bukan arti meniru tapi arahnya, kita buat kalau bisa disesuaikan dengan karakter orang Indonesia. Karena banyak penyesuaian produk yang tidak bisa kita samakan," kata Disyon dalam webinar dengan tema "UMKM Baik Kelas, Bagaimana Caranya", Selasa (28/6/2022).
Menurut Disyon, dari produk-produk yang tengah naik daun itu, Consina memperbarui dengan warna, desain yang disesuaikan dengan karakter musim di Indonesia.
"Kebetulan permintaan pelanggan banyak. Dulu kami produksi tas. Lama-lama pelanggan minta jaket, celana, topi, jam tangan, kacamata, kaos kaki, sepatu, sendal, ikat pinggang, waduh banyak sekali. Itu menjadi tantangan sendiri," ujar dia.
Disyon mengakui, brand Consina besar karena diversifikasi dan inovasi. Dua hal itu membuat Consina tidak ditinggalkan pelanggannya. Bahkan ketika brand di luar negeri mengeluarkan produk terbaru, pelanggan Consina mencari tahu apakah Consina sudah mengeluarkan produk baru juga.
"Menciptakan hal-hal baru selain kita sendiri menciptakan tren. Kita juga berusaha apa nih tren kita, apa nih orang Indonesia maunya gaya apa trekkingnya, backpackernya gimana, dan lainnya,"
Cara lain untuk produk Consina naik kelas adalah dengan strategi marketing. Awal Consina memulai bisnis, pemasaran dilakukan dengan cara mengikuti acara, sponsor, dan aktif dalam kegiatan naik gunung sesuai karakter produk Consina.
Strategi tersebut saat ini didiversifikasi dengan media sosial. Kegiatan Consina yang teragenda akan dibagikan di media sosial. Consina juga mengikuti tren pelanggan di kelas menengah ke atas yang peduli dengan energi hijau dan kepedulian lingkungan.
"Produk mengusung ke situ. Kita support, terutama anak-anak muda. Kita bisa punya pelanggan yang loyal ke produk kita. Tas kita misalnya, banyak kantong dan tali. Itu kalau dipakai baru sadar fungsinya, oh ini untuk sepatu, laptop, dan lainnya. Kita ikut mengurangi plastik. Kita dukung apa yang dicanangkan pemerintah sebagai bagian dari kampanye marketing produk kita," kata Dyson.
Sementara itu Pendiri Nion, Adit Yara mengatakan, dalam berbisnis yang perlu diperhatikan adalah proses. Itu karena, kata dia, output didasari dengan proses yang berjalan.
"Semakin kita berproses, capek, semakin detil, mengulik, meriset yang panjang, semakin kita mengeksekusi dengan baik, otomatis hasil akan mengikuti. Baik hasil bagus banget atau hasil tidak sesuai ekspektasi. Dalam proses, kita juga perlu berdoa. Karena doanya nanti akan menghasilkan seperti A, B, C, dan D," kata Adit.