EKBIS.CO, JAKARTA -- Panen raya adalah waktu yang ditunggu-tunggu petambak udang dalam siklus usaha. Harapannya, dengan jumlah panen yang besar bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Karena itulah, penting sekali bagi petambak udang menguasai hal seputar proses value chain dan supply chain.
Berangkat dari hal itu, startup aquatech Indonesia, Delos, berusaha mengantisipasi hal ini dengan AquaLink. Melalui AquaLink, Delos akan mengonsolidasikan value chain dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan bahan baku seperti benur dan pakan, pemrosesan, pemasaran, jalur ekspor, hingga penjualan langsung ke pasar luar negeri seperti Jepang dan Amerika, yang tentunya bernilai lebih tinggi.
"Delos mampu memberikan solusi berbasis data untuk masalah sehari-hari yang dihadapi petambak udang, dan sejauh ini Delos telah terbukti berhasil mengoptimalisasikan pengelolaan dan meningkatkan daya guna tambak. Sambutan positif telah terasa sejak November 2021 lalu, jangkauan tambak Delos kini semakin luas tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Saat ini, banyak permintaan dari berbagai wilayah agar kami membantu mereka. Masih ada ribuan hektar tambak potensial yang dapat dikembangkan. Kami memang ingin mendorong Indonesia untuk sadar bahwa lautan kita yang luas memiliki potensi besar untuk menjadi sumber penggerak ekonomi nasional yang besar dan berkelanjutan," kata CEO Delos Guntur Mallarangeng di Jakarta, Senin (4/7/2022).
Seperti diketahui, harga jual udang menjadi tinggi ketika sudah berada di pasar luar negeri. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa petambak udang juga perlu memperhatikan supply chain atau rantai pasok yang terintegrasi ke pasar luar negeri, meskipun biaya operasional dan risiko panennya tergolong tinggi.
Adanya perubahan kecil dalam kualitas air atau pakan saja dapat berdampak besar pada hasil panen. Delos, yang mampu menghasilkan produktivitas panen 2-3 kali rata-rata industri, dapat memberikan solusi kepada tantangan tersebut dengan mengimplementasikan sistem pengelolaan tambak modern dan solusi rantai pasokan untuk meningkatkan produktivitas.
Selain produktivitas, rantai pasok (supply chain) yang terintegrasi ke pasar luar negeri masih menjadi masalah mendasar bagi industri akuakultur Indonesia. AquaLink sebagai sebuah produk integrasi supply chain, yang akan menghubungkan petambak udang dengan rantai pasokan dunia untuk memfasilitasi penjualan hasil panen dengan harga dan sistem pembayaran yang terbaik.
“Indonesia dapat bersaing di industri makanan laut internasional. Asalkan petambak udang di Indonesia sudah dapat mengkonsolidasikan mulai dari proses awal, pemilihan benur, pakan, dan panen yang baik, serta pengemasan hingga ekspor ke Amerika dan Eropa. DELOS bermimpi mempunyai merk udang sendiri, made in Indonesia yang bisa bersaing di luar negeri," lata dia.
Dilansir dari Antara, AquaLink sendiri merupakan salah satu fasilitas yang diberikan Delos, selain AquaHero. AquaLink merupakan bagian dari strategi Delos untuk memacu pertumbuhan industri akuakultur dan memulai 'Revolusi Biru' di Indonesia.
"Delos memperkenalkan misi 'Revolusi Biru' sebagai sebuah rencana untuk mengembangkan dan memodernisasikan teknologi akuakultur Indonesia untuk bersaing dengan pemain-pemain industri akuakultur di dunia. Prospek usaha di bidang agrikultur menjadi salah satu industri akar rumput yang berperan besar untuk GDP Indonesia, dan berkontributor cukup signifikan dari industri perikanan Indonesia," kata dia.