EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak pelaku seni masuk ke ekosistem digital. Tujuannya agar salah satunya dapat memanfaatkan nilai ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai Rp 5.400 triliun pada 2030.
"Ke depan pelaku seni, seperti seni rupa, pertunjukan, animasi, dan film, harus kita siapkan masuk ke dalam pasar digital," ujar Teten saat memberikan sambutan dalam acara Yogya Annual Art #7 yang diselenggarakan oleh Sangkring Art Space, di Yogyakarta, Selasa, (5/7). Ia menjelaskan, saat ini ekonomi kreatif (ekraf) termasuk pelaku seni di dalamnya, menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia.
Tercatat, pertumbuhan ekraf mencapai 5,06 persen. Sedangkan kontribusi seniman terhadap PDB mencapai 7,24 persen. "Kalau ditotal keseluruhan, proyeksi PDB ekraf mencapai Rp 1.274 triliun. Kita sudah masuk era digital, dan sekarang ada Non Fungible Token (NFT), yang dapat dimanfaatkan oleh teman-teman pelaku seni," tuturnya.
Teten menambahkan, hadirnya teknologi digital, membuat gaya hidup di seluruh dunia hampir seragam. Ia menyebutkan, siapa yang punya penetrasi kuat masuk ke gaya hidup dunia, maka harus bisa menentukan, apakah mau menjadi followers atau trend setter.
"Kita harus mampu memiliki kemampuan membuat narasi yang kuat tentang aktivitas seni kita di ekosistem digital. Ini menjadi sesuatu yang perlu kita hadapi, setiap negara sedang mencari keunggulan domestiknya, keunggulan kita di seni budaya bisa menjadi unggulan untuk diperkuat sebagai unggulan," ujar Menkop.
Ia juga berharap seni di Indonesia dapat terus tumbuh. Maka, perekonomian bangsa dapat ikut terus tumbuh."Semua lembaga dunia memprediksi, Indonesia akan menjadi 5 negara besar dunia di tahun 2045, setelah Amerika, China, dan India. Kita harus menyiapkan mentalitas negara maju, bukan lagi inlander bukan lagi imperior, harus siap menjadi negara maju,” tuturnya.
Pada kesempatan sama, pemilik Galeri Sangkring Art Space Putu Sutawijaya, menyampaikan kisah kesuksesan Yogya Annual Art #7 yang tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. "Tentu pada awalnya kita bisa berdiri di sini dari hasil perjuangan teman-teman. Saya merasakan ruang ini makin dimiliki publik dan ini yang saya suka. Setiap mengundang seniman Jogja responnya baik dan cepat tanggap," katanya.
Dirinya juga berharap kerja sama dan dukungan selama ini dapat terus berlanjut. "Bagaimana pun seni rupa, menjadi hal unik di Jogja, dengan segala komunitasnya, maka menjadi semangat untuk saat ini. Semoga seni rupa dapat segera bangkit pascapandemi," ujar Putu.
Ajang Yogya Annual Art #7 merupakan salah satu rangkaian dalam rangka memperingati Hari Raya Seni di Yogyakarta. Hal ini dikarenakan, banyak pelaku seni mengadakan ajang serupa di berbagai tempat, dengan diikuti berbagai komunitas seniman di Yogyakarta.