Rabu 03 Aug 2022 23:15 WIB

Bahlil Ibaratkan Indonesia Kini Sudah Keluar dari Rumah Sakit

Menteri Bahlil optimis ekonomi Indonesia menjanjikan pascapandemi.

Red: Teguh Firmansyah
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti program Penguatan Antikorupsi Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas) di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (24/6/2022). PAKU Integritas merupakan program pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan antikorupsi khusus bagi para penyelenggara negara di kementerian/lembaga.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti program Penguatan Antikorupsi Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas) di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (24/6/2022). PAKU Integritas merupakan program pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan antikorupsi khusus bagi para penyelenggara negara di kementerian/lembaga.

EKBIS.CO, JAKARTA  -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis perekonomian Indonesia masih sangat menjanjikan pascapandemi Covid-19. Ibarat orang sakit, Indonesia disebutnya bahkan kini sudah keluar dari rumah sakit sehingga tidak perlu disebut akan menyusul sejumlah negara yang tengah mengalami krisis.

"Perbandingan 2020, 2021, dan 2022, itu menurut saya ibarat orang sakit, Indonesia itu 2020 akhir sampai 2021 kuartal III itu sudah mulai bangkit dari ruang ICU, mulai keluar. Bahkan sudah keluar rumah sakit sekarang. Kalau orang sudah keluar rumah sakit, ngapain masih berpikir sakit? Apalagi ada yang katakan ini akan menyusul seperti negara-negara yang sedang alami persoalan ekonomi yang berat," katanya dalam webinar "Prospek Pemulihan Eknomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pasca Pandemi" yang dipantau di Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Baca Juga

Bahlil mengungkapkan ekonomi Indonesia masih cerah, menyusul capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal I sebesar 5,01 persen. Inia masih cukup baik dibandingkan sejumlah negara.Demikian pula inflasi Indonesia yang masih berada di angka 4,94 persen yoy pada Juli 2022, di tengah tingginya tekanan global.

"Yang menarik, di tengah global lagi bermasalah, investasi kita semakin membaik. Target investasi kita tahun 2022 sebesar Rp 1.200 triliun, di mana dari Rp 1.200 triliun itu, kita sudah mampu selesaikan Rp 584,6 triliun atau setara 48,7 persen," katanya.

Namun Bahlil mengingatkan, percuma pertumbuhan ekonomi tinggi jika tidak berkualitas. Karena itu, pihaknya terus mendorong terciptanya investasi berkualitas yang merata antara di Jawa dan luar Jawa, serta tumbuhnya investasi asing dan domestik.

Hasilnya, hingga Semester I 2022, realisasi investasi di luar Jawa tercatat 52,3 persen dari total realisasi investasi. Sementara itu, realisasi investasi di Jawa mencapai 47,7 persen. Ada pun realisasi penanaman modal asing (PMA) mencapai 53,1 persen dari total realisasi investasi dan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai 46,9 persen.

"Kepercayaan investor khususnya asing kepada Indonesia semakin baik dengan mencapai 53,1 persen dari total investasi. Sedangkan PMDN secara persentase turun tapi pertumbuhannya naik, kurang lebih 28-32 persen. Jadi dua-duanya jalan," katanya.

Bahlil juga menyebut capaian realisasi investasi Semester I 2022 sebesar Rp584,6 triliun itu tumbuh 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan realisasi investasi pun, menurut dia, tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk melakukan reformasi regulasi melalui UU Cipta Kerja.

"Kita harus akui penataan reformasi regulasi yang tumpang tindih itu membuahkan hasil lewat UU Omnibus Law. Jadi saya sendiri merasakan betul, ketika Presiden memerintahkan harus Rp 1.200 triliun, saya ketar ketir juga waktu itu. Tapi saya selalu yakin kalau mampu menatanya dengan baik, insya Allah ruang itu selalu ada," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement