EKBIS.CO, JAKARTA-- Pemerintah menyebut produk keuangan syariah berbasis digital mampu meminimalisir risiko berinvestasi bagi pelaku UMKM. Adapun portofolio produk keuangan syariah meliputi pembiayaan, penjaminan, tabungan, transfer uang, dan layanan manajemen kas.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan teknologi digital berpotensi menjadi salah satu solusi pembiayaan bagi pelaku UMKM.
“Produk keuangan syariah berbasis digital dapat mengurangi risiko dalam berinvestasi pada UMKM yang seringkali menjadi kendala bagi investor,” ujarnya saat webinar The 6th Annual Islamic Finance Conference: 'Islamic Finance Role in MSMEs Empowerment: Boosting Capability and Fostering Inclusiveness for Sustainable Future, Rabu (24/8/2022).
Menurutnya kesulitan UMKM dalam mengakses layanan keuangan perlu terus diatasi karena UMKM berkontribusi hingga 60 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang menyerap 97 persen tenaga kerja.
“Desain program pemulihan ekonomi nasional kita juga meletakkan pemulihan UMKM sebagai salah satu sektor yang paling pilar penting untuk diberi bantuan pemerintah, di samping sektor kesehatan dan proteksi sosial,” ucapnya.
Sri Mulyani menyebut pembiayaan syariah dirancang tidak melalui skema leverage atau pinjaman, tetapi melalui pembiayaan berbasis ekuitas, sehingga risiko dapat benar-benar terstruktur. Selanjutnya, lembaga keuangan syariah besar pun dapat menyediakan dana yang jauh lebih murah, sedangkan lembaga keuangan mikro syariah dapat menyediakan dana langsung kepada UMKM melalui pembiayaan berbasis aset secara takaful.
“Dengan model ini lembaga keuangan mikro syariah dapat memiliki peran sentral tidak hanya dalam memberikan layanan keuangan, tapi juga memberikan teknis dan pembinaan serta mengatasi masalah risiko yang dirasakan UMKM dan investor,” ucapnya.
Sri Mulyani juga menyebut keuangan sosial syariah yang dapat memberikan pembiayaan lebih murah kepada UMKM dapat meningkatkan ketahanan pelaku UMKM selama krisis keuangan.
“Dengan keuangan Islam berbasis digital ini kita juga bisa melacak pelaku UMKM, karakter pemiliknya, dan perkembangan asetnya. Ini semua adalah informasi yang sangat berharga, sehingga model pembiayaan berisiko tinggi bagi UMKM dapat dikurangi secara signifikan,” katanya.