Kamis 15 Sep 2022 16:19 WIB

Harga Naik, Bulog Dapat Izin NFA Beli Gabah dan Beras Petani Lebih Mahal

NFA optimistis dengan harga lebih tinggi, maka target cadangan beras bisa meningkat

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani memisahkan padi dari tangkainya secara tradisional di persawahan kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/6/2022). Badan Pangan Nasional (NFA) menugaskan Perum Bulog untuk membeli gabah/beras petani dengan harga fleksibilitas yang lebih tinggi. Pasalnya, dengan acuan harga pembelian pemerintah (HPP) saat ini, Bulog kesulitan dalam melakukan pembelian hasil produksi petani.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Petani memisahkan padi dari tangkainya secara tradisional di persawahan kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/6/2022). Badan Pangan Nasional (NFA) menugaskan Perum Bulog untuk membeli gabah/beras petani dengan harga fleksibilitas yang lebih tinggi. Pasalnya, dengan acuan harga pembelian pemerintah (HPP) saat ini, Bulog kesulitan dalam melakukan pembelian hasil produksi petani.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) menugaskan Perum Bulog untuk membeli gabah/beras petani dengan harga fleksibilitas yang lebih tinggi. Pasalnya, dengan acuan harga pembelian pemerintah (HPP) saat ini, Bulog kesulitan dalam melakukan pembelian hasil produksi petani.

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi kepada Republika.co.id, Kamis (15/9/2022), mengatakan, dengan harga fleksibilitas tersebut harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dapat dibeli seharga Rp 4.450 per kg dari harga normal Rp 4.200 per kg yang diatur dalam Permendag 24 Tahun 2020.

Selain itu, harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan juga dinaikkan menjadi Rp 5.550 per kg dari Rp 5.250 per kg.

Pemerintah juga menaikkan harga GKP di gudang Bulog menjadi Rp 5.650 per kg dari Rp 5.300 per kg. Harga beras di gudang Bulog juga naik menjadi Rp 8.800 per kg dari sebelumnya Rp 8.300 per kg.

Arief tak menjelaskan lebih detail, apakah kenaikan HPP itu berkaitan dengan adanya tren peningkatan harga gabah dan beras saat ini. Ia hanya mengatakan, dengan tingkat acuan harga saat ini Bulog sulit untuk melakukan pengadaan beras.

"Karena dengan angka Rp 8.300 per kg, menjadi sulit untuk Bulog melakukan penyerapan beras," kata Arief kepada Republika.co.id, Kamis (15/9/2022).

Arief mengatakan, keputusan tersebut sudah disetujui dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas) tingkat Kemenko Perekonomian. Adapun NFA pun diberi wewenang dalam menetapkan HPP yang sebelumnya ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan.

Pihaknya optimistis, dengan fleksibilitas harga beli yang lebih tinggi, cadangan beras pemerintah (CBP) ditargetkan bisa meningkat menjadi 1,2 juta ton.

Berdasarkan data Bulog, pasokan CBP yang tersimpan di gudang hanya 900 ribu ton, di bawah dari instruksi pemerintah sebesar 1 juta hingga 1,5 juta ton per bulan.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, fleksibilitas harga itu berlaku sejak 2 September 2022 sampai dengan 30 November 2022. Ia mengatakan dengan penugasan itu, Bulog dapat memperkuat stok beras.

"Ini dalam rangka penguatan cadangan beras pemerintah," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement