Sementara, Direktur Xendit Group (PT Sinar Digital Terdepan) Mikiko Steven menyebutkan, ada hikmah di balik pandemi Covid-19. Di antaranya bisa melihat adanya adopsi akselerasi teknologi, khususnya di kalangan pelaku UMKM.
"Di mana adopsi teknologi itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya untuk memajukan ekonomi digital Indonesia," kata Mikiko. Ia juga mengakui UMKM telah menjadi penyelamat bagi Xendit selama pandemi, karena cepatnya adopsi pembayaran digital di Indonesia.
"Oleh karena itu, sudah menjadi tugas Xendit sebagai salah satu unicorn Indonesia agar terus mendukung UMKM dalam mengedepankan usaha transformasi digital dan inklusi keuangan untuk pengembangan ekonomi di Indonesia," tuturnya. Dijelaskan, Xendit merupakan perusahaan teknologi finansial yang menyediakan solusi pembayaran dan menyederhanakan proses pembayaran untuk bisnis di Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara. Mulai dari UMKM, startup, e-commerce, hingga perusahaan besar.
Xendit memungkinkan pula bisnis untuk menerima pembayaran, menjalankan marketplace dan banyak lagi. Itu melalui platform integrasi yang mudah dan didukung layanan pelanggan selama 24 jam.
Dalam kesempatan sama, investor bernama Benny Albert mengaku selama ini sulit menemukan UMKM di Timur Indonesia yang cocok dijadikan mitra investasi. "Dengan adanya Smesco Hub Timur dan SMEs Investment Dashboard, saya berharap bisa menemukan UMKM-UMKM itu, terutama di Bali ini," kata dia.
Tujuannya, ujar Benny, supaya dirinya bisa mengeksplorasi investasi dan membantu UMKM lebih cepat berkembang, serta bisa merekrut lebih banyak tenaga kerja lagi. Hal senada diungkapkan investor lainnya, Adi Haryo Pratomo.
Menurut Adi, selama menjadi investor bagi UMKM, salah satu tantangan beratnya adalah mencari UMKM yang mau dan bisa dijadikan mitra investasi. "Padahal, potensi UMKM di Indonesia sangatlah besar," katanya
Adi mencontohkan, ketika dirinya ke Jepang, banyak yang menilai kualitas produk kerajinan asal Indonesia tidak kalah dengan Italia dan Jepang. "Tapi, mereka tidak tahu caranya bagaimana menemukan UMKM yang produknya siap dibawa ke luar negeri," ujar dia.
Maka, Adi mengaku senang ketika ada Smesco Hub Timur dan SMEs Investment Dashboard. "Nanti, saya bisa bilang di luar negeri, kalau mau mencari produk kerajinan tingkat dunia, ada di Smesco Hub Timur," katanya.
Selain itu, ujar dia, fokus lainnya investor di luar negeri yaitu soal pengawasan UMKM. Itu karena, setelah mereka mendapat suplai tapi saat mau expansi kesulitan.
"Mereka tidak tahu UMKM ini siap atau tidak untuk growth, butuh modal atau tidak, dan sebagainya. Saya senang dengan adanya SMEs Investment Dashboard. Ini tidak hanya ada tempat, tapi bakal ada juga kesinambungan ke depannya," ujar Adi.
Dirinya meyakini, ini merupakan awal mula dari kerja sama jangka panjang antara investor, Smesco Indonesia, Kemenkop, Pemda, dan lainnya. "Maka nanti seluruh kerajinan tangan Indonesia tidak hanya tingkat domestik melainkan dunia," jelasnya.