EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas panen padi nasional berdasarkan angka sementara 2022 dari hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) mencapai 10,61 juta hektare. Luas itu meningkat 0,19 juta hektare (ha) atau 1,87 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 10,41 juta ha.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, penyumbang utama peningkatan luas panen pada 2022 secara year on year (yoy) tersebut dari Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.
"Luas panen padi di Jawa Barat mengalami peningkatan sebesar 81,19 ribu ha atau meningkat 5,06 persen. Kemudian, luas panen di Sulawesi Selatan meningkat 56,95 ribu ha atau 5,78 persen, serta di Kalimantan Barat meningkat 48,95 ribu ha atau 21,93 persen dibandingkan 2021," jelasnya dalam konferensi pers yang digelar secara offline dan online, Senin (17/10/2022).
Ia menuturkan, salah satu pendorong peningkatan luas panen yaitu kembali terairinya sejumlah lahan sawah. Sebelumnya tidak terairi karena sumber air atau waduk rusak akibat bencana banjir.
Jadi, lanjutnya, potensi luas panen padi sepanjang tiga bulan ke depan sampai Desember 2022 diperkirakan mencapai 1,91 juta ha. Jumlah tersebut meningkat 0,27 juta ha, atau 16,45 persen dibandingkan realisasi luas panen pada periode sama tahun lalu yang seluas 1,64 juta ha.
"Jadi potensi tiga bulan ke depan memang perlu dijaga. Ini agar tidak terjadi penurunan signifikan dikarenakan kondisi iklim selama periode Oktober sampai Desember," ujar Setianto.
Jika melihat luas panen padi menurut pulau, maka kontribusi terbesar yakni Pulau Jawa. Kontribusinya mencapai 52,28 persen, dengan provinsi penyumbang tertinggi di Jawa Timur.
Penghitungan luas panen dengan metode KSA itu menggunakan informasi Luas Baku Sawah (LBS) atau LBS yang telah diverifikasi. LBS tersebut menggunakan kondisi pada 2019, yang merupakan data terakhir.