Kamis 27 Oct 2022 14:29 WIB

Erick Thohir Ungkap 4 Sektor Usaha Kunci Indonesia Jadi Ekonomi Keempat Terbesar Dunia

Indonesia diproyeksi akan jadi negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia pada 2045

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Christiyaningsih
Erick Thohir saat menghadiri Diklatda Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Jaya di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Foto:

Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mengatakan BUMN telah memiliki sejumlah terobosan dalam hilirasi SDA. Mulai dari pengembangan ekosistem electric vehicle atau kendaraan listrik, pembangunan fasilitas smelter Alumina dengan kapasitas produksi mencapai satu juta ton Alumina per tahun, gasifikasi batu bara menjadi gas DME dengan kapasitas produksi sebanyak 1,4 juta ton per tahun, serta pembangunan fasilitas smelter tembaga dengan kapasitas produksi mencapai 550 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Faktor kedua datang dari ekonomi digital yang memiliki potensi pertumbuhan hingga Rp 4.531 triliun pada 2030 atau menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Erick menilai pertumbuhan ini delapan kali dari cepat pertumbuhan PDB Indonesia. Keyakinan Erick juga didukung dengan peningkatan perusahaan rintisan atau start up yang tumbuh 11 persen setiap tahunnya.

"Jumlah start up kita sekarang mencapai 2.321 start up atau terbesar keenam di dunia. BUMN sangat concern dengan mendorong para start up lokal," sambung dia.

BUMN, kata Erick, telah melakukan sejumlah inisiasi strategis dalam membangun ekosistem digital dan mendukung start up lokal, mulai dari Indonesia Digital Tribe (IDT), BUMN Start up Day, hingga Merah Putih Fund (MPF). BUMN juga memiliki Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures, BRI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, dan BNI Ventures yang hingga saat ini telah berinvestasi untuk sekitar 230 start up.

Erick mengatakan sektor pangan menjadi faktor ketiga yang menjadi fondasi utama ekonomi Indonesia. Menurut Erick, industri pertanian dan perikakan belum optimal meski memiliki potensi yang amat besar.

BUMN pun mencoba mendorong optimalisasi kedua sektor ini dengan sejumlah program inisiatif seperti Makmur. Erick mengatakan program ekosistem pertanian yang terintegrasi saat ini (per September 2022) telah berhasil menjangkau 163.761 petani dengan realisasi lahan mencapai 254.817 hektare.

"Program Makmur ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian, contoh produktivitas padi yang naik 36 persen, tebu naik 17 persen, dan jagung hingga 38 persen," ucap Erick.

Tak hanya produktivitas, Erick menyebut program Makmur juga memberikan peningkatan kesejahteraan bagi para petani. Erick mengatakan keuntungan yang didapat petani padi, tebu, jagung saat ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 47 persen hingga 50 persen.

BUMN juga melakukan revitalisasi industri gula nasional untuk ketahanan pangan dan energi. Erick menyampaikan PTPN dan Pertamina telah bersinergi dengan target dalam memanfaatkan tebu sebagai campuran (BBM) atau bioetanol. Erick menargetkan kerja sama ini mampu menghasilkan 1,2 juta kiloliter bioetanol pada 2030. 

Faktor keempat ialah pariwisata dan ekonomi kreatif. Erick ingin BUMN fokus dalam menggarap sektor pariwisata domestik yang diproyeksikan akan terus menggeliat pascapandemi. Pun dengan sektor ekonomi kreatif yang juga memiliki potensi besar dalam menopang perekonomian Indonesia, mulai dari  kuliner, olahraga, musik, film, dan fashion.

BUMN, lanjut Erick, telah melakukan sejumlah terobosan dengan memandikan Sarinah sebagai ekosistem bisnis unggulan untuk industri kreatif dan merek lokal. Selain itu, Erick juga menyediakan Pos Bloc sebagai wadah creative hub yang inklusif bagi industri kreatif dan UMKM.

"Kesempatan besar ini tidak datang dua kali. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang pesat-pesatnya mungkin tidak terulang dua kali. Generasi muda yang penuh energi dengan ide baru harus mengambil momentum ini untuk berkarya dan berinovasi. Jadilah bagian yang mengantarkan Indonesia menjadi maju, makmur, dan mendunia," kata Erick menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement