Sabtu 05 Nov 2022 06:18 WIB

Airlangga Ajak Dubes AS dan Kanada Lihat Peluang Investasi di Batam

Total komitmen investasi di KEK BAT sebesar Rp 7,29 triliun hingga 2023.

Red: Agus raharjo
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak Duta Besar Amerika Serikat Sung Y Kim dan Duta Besar Kanada Nadia Burger melihat peluang investasi di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (4/11/2022).
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak Duta Besar Amerika Serikat Sung Y Kim dan Duta Besar Kanada Nadia Burger melihat peluang investasi di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (4/11/2022).

EKBIS.CO, BATAM--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak Duta Besar Amerika Serikat Sung Y Kim dan Duta Besar Kanada Nadia Burger melihat peluang investasi di Batam, Kepulauan Riau, sebelum menghadiri pertemuan G20 di Bali.

Mereka mengunjungi tiga tempat yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam Aero Technic (BAT), KEK Nongsa, dan PT Sat Nusapersada. "Jadi menjelang G20 nanti di Bali, Duta Besar Amerika dan Kanada kami bawa untuk melihat fasilitas di Batam," ujar Airlangga di Batam, Jumat (4/11/2022).

Baca Juga

Menurut Airlangga, ada beberapa kerja sama yang bisa dilakukan perusahaan di Batam dengan perusahaan di AS dan Kanada. Diantaranya kerja sama di bidang perawatan mesin pesawat. "Kami sudah meninjau fasilitasnya, ke depan dibutuhkan kerja sama untuk perawatan mesin pesawat, saat ini kami sedang bicara denganGeneral Electric (GE) dan kami mengarahkannya ke perawatan mesin di Batam Aero Technic," ujar Airlangga.

Selain bisnis pesawat, Airlangga juga menawarkan kerja sama di bidang industri digital di KEK Nongsa yang menurutnya sangat berpotensi. "Pemerintah terus mendorong perkembangan KEK Nongsa ini agar bisa menarik lebih banyak investasi asing terutama di bidang digital. Di Batam tersedia listrik yang memadai untuk mendukung kebutuhan energi pusat data, dan ke depan juga akan disiapkan sumber energi terbarukan," kata dia.

Menko Airlangga menuturkan, kunjungan tersebut juga sebagai showcase Indonesia siap menerima investasi untuk pengembangan industri semikonduktor, digital talent, serta berbagai usulan proyek yang telah dibahas pada kunjungan kerja di Washington DC beberapa waktu yang lalu.

“Pertama kunjungannya ke Kawasan Ekonomi Khusus Batam Aero Technic. Tadi kita tinjau fasilitas yang ada. Dan ditambahkan bahwa kedepan dibutuhkan kerja sama untuk engine maintenance, saat ini kami sedang bicara dengan General Electric dan kami mengarahkannya ke BAT. Engine maintenance ini sangat diperlukan, apalagi Batam Aero Technic memiliki 600 engine. Jadi itu sudah captive market sendiri,” ujar Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.

KEK BAT beroperasi sebagai KEK berdasarkan PP Nomor 67 Tahun 2021 dan berfokus pada kegiatan industri berbasis Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) pesawat udara serta logistik. Menko Airlangga beserta rombongan juga berkesempatan melihat langsung perkembangan di KEK BAT berupa beberapa hanggar baru dan component shop.

KEK BAT sendiri telah terintegrasi dengan Bandara Hang Nadim dan membuat KEK BAT terhubung dengan berbagai fasilitas seperti runway pesawat, penyediaan bahan bakar pesawat, hingga air dan listrik yang mampu melancarkan aktivitas industri MRO yang dilakukan. Dengan luas lahan KEK BAT sebesar 30 hektare, saat ini sudah digunakan 60 persen dari total luas lahannya. Dari total komitmen investasi sebesar Rp 7,29 triliun hingga 2023.

Sampai saat ini telah terealisasi sebesar Rp 567 miliar dan telah menyerap 1.404 tenaga kerja dari target 9.976 tenaga kerja di tahun 2030. Dalam jangka menengah, KEK BAT diharapkan mampu menangkap berbagai peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12 ribu unit pesawat dan nilai bisnis sebesar 100 miliar dolar AS pada 2025.

Dengan dibangunnya BAT ini diperkirakan akan menghemat devisa 65 persen sampai 70 persen dari kebutuhan MRO dari maskapai penerbangan nasional atau senilai Rp 26 triliun per tahun. Sementara itu dalam bidang MRO, terdapat potensi kemitraan strategis dengan beberapa perusahaan dari AS dan Kanada seperti Goodrich, Rockwell Collins, Proponent, Collins Aerospace, Boeing, Teledyne Technologies, Meggitt, Honeywell, dan Hamilton Sundstrand.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement