EKBIS.CO, BADUNG -- Dewan Komisi Eropa atau European Council menegaskan diri untuk bisa lepas dari ketergantungan energi dari Rusia. Ia mengatakan hal ini juga sejalan dengan semangat paris agreement yang menuntut semua negara beralih ke energi bersih dan meninggalkan energi fosil.
Presiden European Council Charles Michel menjelaskan saat ini isu ketahanan energi menjadi tantangan semua negara. Apalagi perang antara Rusia dan Ukraina yang ia nilai semakin membuat stabilitas rantai pasok dunia menjadi terganggu.
"Kami akan menghapus ketergantungan kami pada pasokan energi dari Rusia. Kami memiliki sumber kekuatan yang lebih besar, yaitu masyarakat dan kami akan mempercepat pembangunan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi kami," ujar Michel dalam Konferensi Pers di Bali International Convention Center (BICC) sebelum menghadiri pembukaan KTT G20, Selasa (15/11/2022).
Michel menjelaskan saat ini Eropa masih komit dalam kesepakatan Paris yang mentargetkan untuk mencapai net zero karbon pada 2050 mendatang. Ia juga memastikan bahwa Eropa berada di garda depan kontributor utama terbesar dalam pertahanan iklim.
"Saya yakin pertemuan G20 kali ini juga bisa membawa kesepakatan dan kerjasama yang baik antar negara untuk menciptakan iklim dan lingkungan yang lebih baik. Kami akan terus mendukung negara lain dalam agenda dekarbonisasinya," tambah Michel.
Michel menjelaskan Eropa memiliki banyak keilmuan maupun pengembangan teknologi terdepan dalam transisi energi dan agenda dekarbonisasi. Ia menegaskan Eropa akan selalu membuka tangan untuk bisa mengawal agenda transisi energi.
"Kami siap membantu negara negara untuk mempercepat transisi energinya melalui reformasi teknologi, peralihan ke teknologi yang lebih hijau dan juga pengembangan investasi yang ramah lingkungan," tegas Michel.