Senin 28 Nov 2022 13:34 WIB

Riset Evermos: Potensi Hijab Lokal Bangkitkan Ekonomi Nasional

Proses pembuatan selembar hijab melibatkan banyak elemen masyarakat.

Red: Agung Sasongko
Survei Evermos menyebut potenso hijab terhadap ekonomi nasional.
Foto:

ZM Zaskia Mecca merupakan salah satu brand hijab dan pakaian muslim di Indonesia yang dapat menjual 70.000 potong setiap bulan dengan kisaran harga Rp100.000 rupiah per produk. Mereka memproduksi barang-barangnya di dalam negeri dengan menggunakan kombinasi antara cloud manufacturing dan fabrikasi konvensional.

"Pertama, kita beli bahan ke pabrik, kemudian di-print atau dicelup warnanya, setelah itu akan dikirim ke pusat-pusat produksinya. Untuk pusat produksi ini, kita ada beberapa tempat dan juga mitra penjahit," kata Haykal Kamil, CEO brand ZM Zaskia Mecca.

Salah satu tempat pusat produksi tersebut adalah perusahaan yang didirikan oleh Yus Ansari, Pemilik brand Ansania. Yus menciptakan sistem produksi yang efisien secara ongkos, produktif dengan tingkat produksi mencapai 150.000 pakaian per hari, fleksibel dalam mengikuti perubahan permintaan pasar, serta mampu menjaga kualitas terbaik.

Ia membagi proses pengerjaan hijab menjadi dua: pekerjaan dengan intensitas tinggi namun mudah dan pekerjaan yang memerlukan keterampilan tinggi. Pekerjaan mudah dibagikan kepada komunitas penjahit konvensional, sementara pekerjaan yang sulit dilakukan di pabrik. Sistem ini kemudian dapat diakses dan dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan lainnya dari jarak jauh, seperti ZM Zaskia Mecca dengan kantor sejauh 150 km dari perusahaan Yus, dan dikenal dengan istilah cloud manufacturing.

Yus menjelaskan ketika ditanya lebih lanjut mengenai sistem produksinya."Kami membangun gudang di wilayah perkampungan, lalu pekerjaannya kami sebar (outsource) kepada ribuan masyarakat sekitar," paparnya.

Setelah diproses di pabrik lebih lanjut, umgkapnya, hijab yang sudah jadi dikirimkan ke perusahaan-perusahaan ritel. Dengan cara ini, setiap Rp37.000 yang dihasilkan per satu potong produk dapat berdampak untuk masyarakat perkampungan.

Produk Lokal 

Mengacu pada data di artikel WEF, belanja modest fashion atau fesyen islami seperti hijab telah tumbuh sebesar 5,7% pada tahun 2021, dari USD 279 miliar menjadi USD 295 miliar. Pada tahun ini diperkirakan akan meningkat hingga 6%, yaitu menjadi USD 313 miliar.

"Proyeksi ini membuktikan besarnya pasar hijab dunia. Oleh karena itu, peluang usaha ini harus dioptimalkan untuk membuka lapangan kerja dan peluang usaha," kata Sandiaga Uno.

Potensi ini baru dari satu dari sekian banyak jenis produk yang ditujukan untuk pasar muslim. Masih ada beberapa potensi lainnya seperti travel, kosmetik, makanan, kesehatan, dan peralatan ibadah.

Hartati, Reseller Evermos dari Bandung, menceritakan pengalamannya saat pertama kali berjualan. "Hari pertama bergabung Evermos, Ibu diajarin gimana cara posting-nya. Besoknya langsung coba posting sajadah travel. Alhamdulillah, itu langsung laku 5 buah," paparnya.

Sebagai social commerce yang juga dikenal sebagai reseller platform, Evermos terlahir dengan slogan "everyday needs for every moslem". Dengan semangat tersebut, saat ini Evermos telah menyediakan lebih dari 100.000 produk halal berkualitas dan dibuat oleh setidaknya 1000 brand lokal. Produk-produk yang dapat diakses melalui aplikasi ini siap dijual kembali oleh ratusan ribu reseller kepada para konsumen di seluruh Indonesia.

"Masih ada 9 juta penduduk Indonesia yang belum memiliki pekerjaan. Apabila ada lebih banyak produk yang dapat kita buat di dalam negeri, akan semakin banyak lapangan pekerjaan dan peluang usaha yang dapat kita ciptakan," kata Ghufron.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement