Selasa 29 Nov 2022 06:37 WIB

Soal Dinamika Harga Telur Ayam Negeri Jelang Akhir Tahun, Ini Kata Analis Pasar

Manfaat penetapan HAP salah satunya agar harga telur dapat terkendali.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Ilustrasi telur ayam
Foto: Republika/Imas Damayanti
Ilustrasi telur ayam

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Harga telur ayam ras, atau lebih dikenal dengan nama telur ayam negeri, terus mengalami dinamika memasuki akhir tahun ini. Sebagian besar konsumen rumah tangga merasakan hal tersebut. Terlebih, telur ayam negeri menjadi panganan wajib sebagian besar masyarakat dan tentunya harus selalu tersedia di rumah setiap harinya.

Berdasarkan pantauan data harga Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) melalui Sistem Informasi Pasar Online Nasional Peternakan (SIMPONI Ternak), per 25 November 2022, harga rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat produsen sebesar Rp25.660/kg, sedangkan di tingkat konsumen mencapai Rp 28.466/kg. 

Baca Juga

Menurut Analis Pasar Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Lisa Dwi Lestari, kondisi ini menunjukkan bahwa harga telur ayam ras, baik di tingkat produsen dan konsumen sudah mulai mengalami peningkatan sedikit di atas harga acuan yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 22.000/kg untuk tingkat harga produsen dan Rp 27.000/kg untuk tingkat harga konsumen. 

"Naiknya harga telur ayam negeri ini dikarenakan permintaan yang cukup tinggi, menjelang bulan Desember yang tentunya bertepatan dengan adanya momen Natal dan tahun Baru (Nataru)," kata dia, Senin (28/11/2022).

photo
Mahasiswi Ilmu Ekonomi Pertanian IPB, Analis Pasar Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Lisa Dwi Lestari. - (Dok. Web)

Harga Acuan Penjualan/Pembelian (HAP) yang telah disepakati tertuang dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022, tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras. 

Selain harga telur ayam itu sendiri, faktor utama dalam pembentukan harga telur ayam juga harus menjadi perhatian. Harga telur ayam turut dipengaruhi kondisi harga pakan ternak ayam, yaitu jagung. Untuk itu, pemerintah mengatur HAP untuk jagung pipilan kering kadar air 15% yang digunakan untuk pakan ternak ayam. Harga acuan pembelian di tingkat produsen Rp 4.200/kg, sedangkan harga acuan penjualan di tingkat konsumen Rp5.000/kg.

"Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) bersama Bapanas melakukan upaya dalam stabilisasi harga telur, salah satunya dengan menghimbau seluruh asosiasi peternak layer dan pedagang agar mematuhi HAP dalam pembelian dan penjualan telur jelang hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru," ujar Lisa. 

Kesepakatan HAP telur ayam ini, kata dia, sebelumnya telah dibahas bersama seluruh stakeholder perunggasan, sehingga angka pembelian ditingkat produsen sebesar Rp 22.000/kg – Rp 24.000/kg dan angka penjualan di tingkat konsumen sebesar Rp 27.000/kg. Angka pembelian dan penjualan tersebut telah memperhitungkan dan mempertimbangkan berbagai variable cost harga pokok.

Manfaat penetapan HAP salah satunya agar harga telur dapat terkendali di tengah tingginya konsumsi dan permintaan jelang akhir tahun. Selain itu, dengan adanya HAP diharapkan dapat menjaga keseimbangan harga yang sama-sama menguntungkan produsen dan konsumen serta mengurangi fluktuasi dan disparitas harga. Pelaksanaan penetapan HAP ini merupakan bagian dari pengendalian inflasi pangan. 

Berdasarkan survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) pada pekan keempat November 2022, inflasi pada November 2022 diperkirakan sebesar 0,18% secara bulanan, dimana komoditas telur ayam ras menyumbangkan inflasi November 2022 terbesar, yakni 0,02 persen secara bulanan (month to month). 

"Untuk itu, peranan para stakeholder pangan yang bersinergi dengan Pemerintah penting dalam upaya pengendalian harga dan inflasi ini," kata Mahasiswi Ilmu Ekonomi Pertanian IPB ini. 

Seperti dilansir dari Antara, harga telur ayam ras di Pasar Induk Lambaro Kabupaten Aceh Besar naik mencapai Rp52 ribu per papan (isi tiga puluh butir) dari sebelumnya Rp50 ribu per papan atau naik Rp490 per ikat dari Rp480 per ikat.

“Kenaikan harga ini dipicu oleh naiknya harga tebus dan tingginya permintaan di pasaran,” kata pedagang grosir di Pasar Lambaro, Ayi, Senin (28/11/2022).

Ia menjelaskan permintaan telur di pasaran oleh masyarakat meningkatkan drastis terutama dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Per harinya bisa habis minimal 1 mobil L300 atau sekitar 120 ikat dibandingkan sebelumnya hanya mampu terjual 40-80 ikat," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement