EKBIS.CO, JAKARTA-- Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 15,5 triliun dari lelang surat berharga negara dengan mendapatkan penawaran masuk sebesar Rp 27,66 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan di tengah kondisi pasar yang cukup volatil sepanjang tahun, pemerintah telah berhasil menyelesaikan lelang surat berharga negara sesuai jadwal yang ditetapkan serta memenuhi kebutuhan pembiayaan yang diperlukan.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada dealer utama serta seluruh investor yang telah membantu kelancaran pelaksanaan lelang SBN selama 2022," ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (8/12/2022).
Menurutnya di tengah sikap wait and see pelaku pasar menjelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat The Fed pada pekan depan, investor percaya diri dan optimis pada lelang surat utang negara. Hal ini yang tercermin dari tingginya penawaran masuk sebesar Rp 27,66 triliun atau 1,84 kali dari target indikatif sebesar Rp 15 triliun.
Selain itu, dari pasar domestik, rilis data ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan positif antara lain data inflasi November 2022 yang kembali turun menjadi 5,42 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya dari inflasi Oktober 2022 sebesar 5,71 persen dan di bawah konsensus pasar sebesar 5,5 persen.
“Minat investor nonresiden meningkat menjadi Rp 6,93 triliun dari Rp 6,4 triliun pada lelang sebelumnya,” ucapnya.
Suminto menyebut jumlah penawaran masuk dari investor non residen mayoritas seri surat utang negara tenor panjang (lebih dari 10 tahun) sebesar Rp 6,48 triliun atau 93,5 persen dari total penawaran masuk investor asing dan dimenangkan sebesar Rp 5,77 triliun atau 37,26 persen dari total penawaran yang dimenangkan atau awarded bids.
Seri surat utang negara tenor 6 dan 11 tahun kembali mendominasi permintaan investor pada lelang dengan jumlah penawaran masuk dan penawaran yang dimenangkan masing-masing sebesar 58,91 persen dari total penawaran masuk dan 42 persen dari total penawaran yang dimenangkan.
Selain itu, lanjut dia, penawaran masuk terbesar tenor 11 tahun sebesar Rp 9,07 triliun atau 32,78 persen dari total penawaran masuk dan dimenangkan sebesar Rp 6,5 triliun atau 42 persen dari total penawaran yang dimenangkan.
Secara umum, biaya pinjaman atau cost of borrowing penerbitan surat utang negara kembali turun dibanding lelang sebelumnya, tercermin pada imbal hasil rata-rata tertimbang obligasi negara yang dimenangkan turun sebesar satu basis poin sampai 61 basis poin dibandingkan rata-rata tertimbang lelang sebelumnya.
Namun, tenor 16 tahun rata-rata tertimbang tercatat naik empat basis poin. Adapun penurunan terbesar terjadi rata-rata tertimbang surat utang negara tenor enam tahun sebesar 61 basis poin.
Dia turut menyampaikan apresiasi yang tinggi atas sinergi yang erat antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang bersama-sama menjaga stabilitas sistem keuangan serta kredibilitas dan stabilitas pasar surat berharga negara pada periode yang penuh tantangan ini.